Jika Seperti Ini Terus, Bagaimana COVID-19 di Surabaya Bisa Turun?
Jika ternyata ada warga yang reaktif berdasarkan hasil rapid test, lanjut dia, maka dilanjutkan mengikuti tes lanjutan yakni swab.
Selama menunggu hasil swab, Pemkot Surabaya juga menyediakan tempat isolasi, pemberian makanan serta pengobatan.
Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengapresiasi langkah Pemkot Surabaya yang berkolaborasi dengan BIN yang terus menggelar uji cepat (rapid test) dan uji usap (swab) berbasis PCR secara masal dan gratis dalam 10 hari terakhir.
"Ini sebuah aksi kolaborasi, langkah gotong royong, yang layak diapresiasi. Perluasan tes, baik rapid test dan PCR, adalah kunci penanganan COVID-19. Setahu saya, hanya Kota Surabaya yang sangat masif melakukannya," ujar Baktiono yang juga Sekretaris DPC PDIP Surabaya ini.
Politisi senior dari PDIP ini juga sempat meninjau pelaksanaan tes massal di kawasan Kantor Kecamatan Kenjeran pada Minggu (7/6).
Baktiono menilai pelaksanaan tes massal tersebut berlangsung dengan tertib dan warga yang hadir tetap diatur dengan protokoler COVID-19 dengan mengedepankan physical distancing.
"Mereka yang hadir semuanya memakai masker dan duduk dengan jaga jarak serta sewaktu akan masuk untuk rapid test sudah disediakan alat cuci tangan agar steril," katanya.
Head of Medical Intelligence BIN dr. Sri Wulandari dalam siaran persnya menyebut ada 123 orang dinyatakan reaktif berdasarkan hasil tes cepat massal yang digelar di kantor Kecamatan Kenjeran dan di kawasan Jalan Patimura.