Jogja Endang Club (JEC), Komunitas Perempuan Bernama Endang
Kartu Anggota Jadi Kartu Diskon Antar-EndangJumat, 15 Juni 2012 – 00:01 WIB
Tapi, tak seluruh Endang yang datang diterima menjadi anggota. Dua laki-laki yang datang ditolak. Nama para pria itu memang Endang, namun dengan lafal huruf "e" seperti pada kata "pedang". Khas Sunda. Sedangkan Endang yang diundang adalah Endang perempuan dengan lafal "e"-nya seperti kata "tempe" (ala Jateng-Jogja) atau "bebek" (ala Jatim).
Setelah berkumpul, para Endang itu menyepakati terbentuknya sebuah klub. Hari jadi klub itu dipaskan 17 Agustus seperti tanggal kelahiran Endang Syahbenol. Sejak 2004, jumlah anggota JEC kian banyak. Pada 2008, misalnya, JEC tercatat di rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) dengan jumlah Endang sebanyak 320 orang. Endang Syahbenol sendiri juga dicatat di Muri sebagai penggagas komunitas unik itu.
Lalu, bagaimana para Endang itu saling memanggil nama saat berkomunikasi? Ternyata masing-masing memilih nama panggilan sendiri. Ada yang menggabungkan dengan profesi, misalnya Endang Notaris atau Endang Penjahit. Ada yang memakai daerah asal. Misalnya, Endang Cebongan yang berasal dari Kampung Cebongan, Jogjakarta.