Johan DPR: Selesaikan Konflik Agraria Sektor Perkebunan
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyesalkan tindakan aparat keamanan yang menangkap puluhan petani kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.
Menurut Johan, tindakan ini malah memperuncing konflik lahan antara petani dan perusahaan yang telah berlangsung belasan tahun, namun tak kunjung selesai.
“Ätas kejadian ini, saya mendesak pemeritah harus hadir menyelesaikan konflik agraria secara menyeluruh khususnya yang terjadi di sektor perkebunan. Sebab pemerintah harus sadar bahwa 60 persen konflik agraria terjadi di perkebunan komoditas kelapa sawit dengan luasan lahan yang cukup besar dan selalu terjadi di sepanjang Pulau Sumatra dan Pulau lainnya,” ujar Johan Rosihan dalam siaran pers pada Selasa (17/5).
Politikus PKS ini menyebutkan sering kali upaya penyelesaian sengketa lahan selalu gagal, bahkan sering kali petani mendapatkan kekerasan dan perlakuan yang tidak adil karena bargaining yang lemah dibanding perusahaan yang punya kuasa modal.
Oleh karena itu, Johan berharap pemerintah dapat berlaku adil pada petani dan meminta aparat untuk bisa bersikap lebih manusiawi kepada petani karena mereka sering kali menjadi korban dalam situasi konflik lahan ini.
Johan menilai kasus lahan HGU (Hak Guna Usaha) yang terjadi di Bengkulu ini akibat lahan yang telah dikelola oleh petani sawit diambil alih oleh perusahaan melalui keterangan akta pinjam pakai sehingga memunculkan konflik tanpa penyelesaian.
“Kasus di Bengkulu ini merupakan contoh dari sekian banyak kasus penguasaan lahan oleh perusahaan pemilik modal dengan masyarakat yang berprofesi sebagai petani sawit,” tutur Johan.
Legislator Senayan ini berharap pemerintah bisa mengurai benang kusut penyebab konflik dan selalu menghadirkan sikap yang adil bagi petani.