Jokowi Dicap Kurang Akurat soal Mary Jane
jpnn.com - MANILA - Kementerian Luar Negeri Filipina membantah pernyataan Presiden Joko Widodo terkait percakapan kepala negara yang akrab disapa Jokowi itu dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Sekretaris Jenderal Kemenlu Filipina Perfecto R. Yasay menilai Jokowi kurang akurat memberikan informasi soal eksekusi mati terpidana mati Mary Jane.
Ya, setelah salat Iduladha di Masjid Ats-Tsaurah, Serang, Banten, Senin (12/9), kepada wartawan Jokowi menyampaikan hasil pertemuannya dengan Presiden Duterte. "Saya bercerita Mary Jane membawa 2,6 kilogram heroin kepada Presiden Duterte,” ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Kata Jokowi, saat itu Duterte menegaskan tidak ingin mengintervensi hukum di Indonesia. "Presiden Duterte saat itu menyampaikan, silakan kalau mau dieksekusi," Jokowi.
Nah, menurut Yasay, kabar tentang Duterte memberikan lampu hijau eksekusi Mary Jane yang disampaikan Jokowi kurang akurat.
Kata Yasay, Duterte hanya menyatakan menghormati proses hukum di Indonesia dan akan menerima putusan akhir tentang kasus Mary Jane Veloso. Yasay menilai Jokowi salah memahami pernyataan Duterte.
"Saat ini Veloso sudah dicabut sementara dari daftar hukuman mati karena pimpinannya ditangkap di Filipina. Pencabutan sementara itu akan berlangsung sampai proses hukum yang berkaitan ini selesai." Demikian pernyataan Yasay dalam rilis Senin (12/9) kemarin.
Sementara itu, sejak awal Kejaksaan Agung (Kejagung) memang menginginkan adanya percepatan dalam proses hukum di Filipina. "Proses hukum itu harus ada kepastian, tidak bisa terus terkatung-katung," papar Jaksa Agung M. Prasetyo.