Jokowi Kenalkan Rumah Antigempa ke Warga Lombok
jpnn.com, LOMBOK - Presiden Joko Widodo memastikan mulai Selasa esok, bantuan perbaikan rumah warga terdampak gempa Lombok akan mulai disalurkan secara bertahap. Bagi warga yang tempat tinggalnya mengalami kerusakan berat, Pemerintah Pusat telah menganggarkan bantuan senilai Rp 50 juta untuk tiap kepala keluarga.
Itu disampaikan Presiden Jokowi saat bertemu dengan para pengungsi di lapangan Kantor Bupati Lombok Utara, Senin (13/8) malam. Hanya saja Kepala Negara berpesan kepada warga Lombok agar bersedia membangun kembali rumahnya dengan teknologi rumah tahan gempa.
Sebelumnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah memperkenalkan teknologi yang dinamakan RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat) yang memiliki keunggulan salah satunya ialah tahan terhadap goncangan gempa.
"Saya hanya ingin pesan, membangunnya nanti akan diawasi oleh Pak Gubernur kemudian akan diberikan bimbingan oleh Pak Menteri PU. Nanti membangunnya harus rumah yang tahan gempa. Namanya sistem RISHA. Jadi kalau ada gempa itu tidak goyah," kata Jokowi.
Saat meninjau penanganan pengungsian dan sejumlah bangunan rusak di Lombok Utara, mantan wali kota Surakarta itu mendapatkan informasi bahwa wilayah Lombok termasuk salah satu wilayah rawan gempa. Itu sebabnya dalam rapat terbatas yang digelar di lokasi sama, Jokowi menginstruksikan Kementerian PUPR memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai pembangunan rumah tahan gempa.
"Saya juga baru diberi tahu, tahun 1979 dulu pernah gempa (besar) di sini, sehingga rumah-rumah nanti harus mulai dibangun rumah yang tahan gempa. Kalau ada apa-apa rumah kita tetap bisa berdiri kokoh," ucapnya.
Mengutip laman e-produk Litbang PUPR, pembangunan rumah dengan menerapkan teknologi RISHA telah dilakukan di Aceh sebanyak kurang lebih 10 ribu unit, setelah bencana tsunami beberapa tahun silam. Salah satu keunggulan yang didapat dari teknologi ini ialah sifatnya yang fleksibel sehingga mampu menahan goncangan.
RISHA merupakan rumah dengan konsep knock down, di mana proses pembangunannya tidak membutuhkan semen dan bata, melainkan dengan menggabungkan panel-panel beton dengan baut. Dengan begitu, pembangunan rumah dapat diselesaikan dengan waktu jauh lebih cepat.