Jokowi Larang Kementerian maupun BUMN Beli Kapal ke Luar Negeri
jpnn.com - BATAM - Presiden Joko Widodo memberikan sinyal bakal memperkuat industri galangan kapal di Batam dengan memperbanyak pesanan dari dalam negeri. Bahkan presiden berjanji akan membangkitkan kembali Industri galangan kapal (shipyard) Batam yang sempat mati suri.
Menurut dia, industri galangan kapal di Batam tidak kalah, bahkan lebih baik dibandingkan dengan industri shipyard di negara lain. Hal ini disampaikan Jokowi saat mengunjungi proyek galangan kapal di PT Anggrek Hitam di Kabil, Batam, Minggu (21/6).
"Saya tidak akan ragu lagi untuk memberikan proyek pesanan kapal itu pada saudara-saudara semua," kata presiden yang disambut tepuk tangan para pengusaha shipyard Batam yang hadir.
Presiden mengungkapkan pernah mengunjungi galangan kapal di Korea Selatan dalam kunjungan kenegaraan, beberapa waktu lalu. Dia mengaku sangat mengagumi industri shipyard di Negeri Ginseng itu. Namun, setelah mengunjungi galangan kapal di Batam, presiden berubah pikiran.
"Setelah lihat di sini (Batam, red), saya lebih kagum," kata presiden.
Presiden mengaku terkejut kala mengetahui potensi galangan kapal di Batam yang telah tumbuh signifikan.
Usai berkeliling di kawasan pembuatan kapal milik Anggrek Hitam yang saat itu tengah mengerjakan dua kapal tanker pesanan Pertamina berkapasitas 17,500 DWT, yakni MT Pattimura dan MT Parigi, presiden optimistis shipyard dalam negeri mampu mencukupi kebutuhan kapal nasional. Bahkan, siap bersaing dengan negara lain.
Untuk itu, dalam kesempatan itu Presiden Jokowi melarang jajaran kementerian maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) membeli kapal ke luar negeri. Presiden meminta instansi-instansi terkait agar memesan kapal dari industri galangan kapal dalam negeri demi menggenjot pengembangan industri shipyard di tanah air.