Jokowi Minta Penjarahan di Palu Jangan Dibesar-besarkan
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo tidak menutup mata terkait adanya penjarahan toko oleh warga di pascabencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Namun, dia meminta masalah itu jangan dibesar-besarkan.
"Saya tidak melihat di lapangan seperti itu karena toko-toko tutup. Itu (penjarahan) mungkin ada satu dua peristiwa," kata presiden di Jakarta Timur, Senin (1/10).
Menurut presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi, ketika berkunjung ke Palu dirinya tidak melihat langsung aksi penjarahan. Sebaliknya, ada pemilik toko yang justru membantu saudara mereka sesama korban bencana.
"Karena memang ada juga toko yang memberikan untuk bantu saudaranya, semuanya dalam proses membantu. Dalam keadaan darurat jangan masalahkan hal yang kecil yang sebetulnya tidak menjadi masalah mendasar," jelas Jokowi.
Dia pun menerangan ketika berkunjung ke Palu, setidaknya ada tiga persoalan yang harus segera diselesaikan. Pertama kondisi di sana memang darurat dan sulitnya akses membuat proses evakuasi menjadi terkendala. Alhamdulillah, pada malam tadi, Minggu (30/9), alat berat sudah mulai masuk daerah bencana.
Kedua berkaitan dengan makanan dan air karena toko-toko pada tutup dan listrik mati. Masalah itu menurutnya akan diselesaikan dalam waktu cepat. Terakhir soal bahan bakar minyak (BBM).
"Memang problem-problem ini baru sehari dua hari sehingga semuanya syok, semua kaget. Saya kira itu sebuah hal yang harus kita selesaikan. Bantuan makanan hari ini kita akan kirim sebanyak-banyaknya dengan pesawat Hercules dari Jakarta langsung," jelasnya. (fat/jpnn)