Jokowi: NU Punya Komitmen Keagamaan Sekaligus Kebangsaan
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo alias Jokowi menghadiri peringatan hari lahir ke-93 Nahdlatul Ulama (NU) di Plenary Hall Jakarta Convention Center, Kamis (31/1).
Peringatan itu mengambil tema "Konsolidasi Jelang Satu Abad" berdirinya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia yang bergerak dalam bidang keagamaan, pendidikan, sosial, dan ekonomi tersebut.
Kehadiran Presiden Ketujuh RI tersebut disambut oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj dan para pengurus NU lainnya, baik di tingkat pusat maupun wilayah.
Dalam sambutannya, Jokowi mengingatkan bahwa dunia berkembang cepat dengan segala perubahan di berbagai sektor kehidupan. Ditambah dengan hadirnya revolusi industri keempat yang perubahannya dikatakan tiga ribu kali lebih cepat.
Perubahan-perubahan tersebut menurutnya tak bisa dibendung dan harus direspons untuk dapat mengambil manfaatnya, termasuk perkembangan media sosial. Namun, di tengah perkembangan itu, dia mengingatkan akan dampak positif maupun negatifnya.
"Media sosial yang sangat terbuka banyak memberikan manfaat, tetapi juga banyak mudaratnya. Lihat akhir-akhir ini di sosial media saling hina, saling mencela, saling ejek, dan saling fitnah semakin menjadi-jadi," ucap mantan gubernur DKI Jakarta itu.
Menurut Jokowi, aktivitas ujaran kebencian dan saling fitnah yang terjadi di media sosial itu disebabkan lunturnya kesadaran akan nilai-nilai keagamaan dan etika yang ada.
Suami Iriana tersebut bahkan khawatir hal demikian dapat menghilangkan karakter asli bangsa Indonesia yang rukun di tengah perbedaan. Untuk itulah dia berpesan supaya NU turut menjaga nilai-nilai kebangsaan yang ada.