Jokowi Resmikan Museum dan Ziarah ke Makam Kiai di Tebuireng
jpnn.com, JOMBANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa (18/12). Museum tersebut berada berdekatan dengan Pondok Pesantren Tebuireng yang didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 1899 silam.
Museum yang di dalamnya terdapat banyak benda-benda bersejarah mengenai masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia serta karya-karya para ulama tersebut diharapkan dapat menjadi bahan rujukan tentang Islam di Indonesia.
"Kita diingatkan bahwa Islam masuk ke Nusantara dengan proses yang sangat damai. Islam berkembang di Indonesia dengan dialog, dengan menggunakan media budaya lokal, seperti syair, wayang, gurindam, kasidah, dan lainnya," ujar Presiden dalam sambutannya di lokasi peresmian.
Selain itu, khazanah museum tersebut juga mengingatkan masyarakat akan kejayaan kerajaan-kerajaan Islam dari Aceh sampai Maluku yang akhirnya turut menghantarkan Indonesia pada kemajuan bangsa di masa kini. Dari sumber yang sama, bangsa Indonesia juga diingatkan bahwa pesantren-pesantren sejak lama sudah turut aktif mencerdaskan manusia-manusia Indonesia.
"Saya juga ingin mengingatkan bahwa Indonesia yang kita miliki sekarang dengan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, dengan berlandaskan ideologi Pancasila, sejatinya turut dibentuk oleh para ulama, santri, umat Islam, bersama-sama dengan elemen bangsa Indonesia lainnya," tutur Jokowi.
Di depan para ulama dan santri, Kepala Negara mengungkapkan bahwa saat menandatangani Keputusan Presiden yang menetapkan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional pada 2015 lalu, dirinya mencoba menapaktilasi perjuangan KH Hasyim Asy'ari dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang menjadi cikal bakal ditetapkannya Hari Santri Nasional.
"Begitu besarnya rasa cinta beliau beserta para ulama pada tanah air kita Indonesia sehingga KH Hasyim Asy'ari bersama dengan para ulama lainnya dengan berani, dengan keteguhan hati, mendeklarasikan perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia sebagai perang jihad fisabilillah," ucapmya.
Sementara itu, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah menjelaskan bahwa di dalam Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy'ari ini terdapat paparan yang menjelaskan proses bagaimana kelompok-kelompok Islam seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII) menerima Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.