Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Jokowi Yakin Terowongan Nanjung Kurangi Dampak Banjir di Bandung Selatan

Rabu, 29 Januari 2020 – 14:25 WIB
Jokowi Yakin Terowongan Nanjung Kurangi Dampak Banjir di Bandung Selatan - JPNN.COM
Presiden Joko Widodo meresmikan Terowongan Nanjung yang berada di kawasan hulu Citarum di Curug Jompong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, BANDUNG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Terowongan Nanjung bisa mengurangi dampak banjir di Bandung Selatan. Penegasan itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Terowongan Nanjung yang berada di kawasan hulu Citarum di Curug Jompong, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (29/1).

Terowongan kembar tersebut menjadi bagian dari instrumen pengendali banjir di sekitar wilayah Sungai Citarum. Pembangunan terowongan itu menjadi salah satu dari sekian banyak pekerjaan besar pemerintah dalam upaya pengendalian banjir yang biasa terjadi di cekungan Bandung.

Sejumlah instrumen lain seperti proyek floodway Cisangkuy di Desa Sukamukti, embung Gedebage, hingga kolam retensi Cieunteung terus dikerjakan dan segera diselesaikan.

"Sistem pengendali banjir di cekungan Bandung ini terdiri atas banyak pekerjaan besar, yaitu normalisasi di hulu sungai, pembangunan embung Gedebage, pembangunan kolam retensi Cieunteung, hingga pembangunan floodway di Cisangkuy," kata Jokowi saat memberikan sambutan.

Terowongan Nanjung dibangun untuk mengatasi penyempitan alur Sungai Citarum di titik tersebut akibat kontur berbatu kanal Curug Jompong. Akibatnya, aliran air dari hulu menuju hilir hingga ke Waduk Saguling di Kabupaten Bandung Barat sering terhambat.

Pembangunan dua terowongan dengan panjang masing-masing 230 meter dan berdiameter delapan meter. Diharapkan dapat menanggulangi banjir di sejumlah wilayah, utamanya di sekitar daerah Dayeuhkolot, Baleendah, dan Bojongsoang.

Sebelum adanya terowongan tersebut, luas genangan akibat banjir yang biasa terjadi di sekitar wilayah tersebut bisa mencapai 490 hektare seperti pada tahun 2016 lalu. Kini, setelah terowongan mulai dioperasikan, luas genangan sebagai dampak banjir dapat dikurangi hingga menjadi 80 hektare. Jokowi sendiri mendapat laporan langsung dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengenai kondisi terkini.

"Tadi sudah disampaikan Pak Gubernur bahwa tahun ini genangan banjirnya surut sangat drastis dari (luas genangan) 490 hektare menjadi 80 hektare. Dari yang dulunya terkena dampak 159 ribu (jiwa) menjadi 77 ribu. Ini juga turunnya sangat drastis," katanya.

Menurut Jokowi ada satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan yakni membangun sodetan dan retensi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News