Joserizal Jurnalis, Dokter Spesialis Perang Emban Misi di Gaza
Pernah Amputasi Kaki dengan Gergaji Kayu, Tak Mau Dana Konglomerat yang Punya KepentinganSelasa, 06 Januari 2009 – 00:07 WIB
Menurut bapak tiga anak, Aisha, Nabila, dan Saladin itu pergi ke daerah konflik adalah panggilan nurani. ”Jika berkemampuan, hukumnya wajib. Apalagi, teman-teman punya skill medis yang dibutuhkan korban. Jadi, walau hanya bermodal jarum suntik, itu juga jihad,” katanya.
Jose merupakan lulusan FK UI 1988. Dia pernah bertugas sebagai dokter di sebuah puskesmas di Padang. Suatu ketika, ibunya, Prof Zahara Idris MA, mengalami musibah kecelakaan. Kakinya patah dan harus menjalani operasi. Dua tahun kemudian ternyata tulang yang patah itu tidak tersambung sehingga harus dioperasi ulang.
Rupanya ini memberi kesan mendalam, dan sejak saat itu Jose ingin mendalami spesialis bedah tulang (ortopedi). Gelar itu diperoleh pada 1999. Lulus spesialis, Jose langsung terpanggil untuk menolong korban konflik di Galela dan Tual, Maluku. Saat itu Jose menyaksikan langsung luka-luka akibat pertikaian berdarah. Karena terbatasnya peralatan medis, Jose pernah menggunakan gergaji kayu untuk mengamputasi kaki pasien.