Jubir Jokowi-JK Anggap Hatta Cuma Intelek soal Istilah Asing
jpnn.com - JAKARTA - Juru Bicara Tim Sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla, Hasto Kristiyanto menilai paparan Hatta Rajasa dalam debat antar-calon wakil presiden (cawapres) yang digelar Minggu (29/6) malam, justru memunculkan ironi. Pasalnya, Hatta yang pernah menjadi menteri riset dan teknologi justru tak punya prestasi untuk dipaparkan dalam debat bertema Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Ilmu Pengetahuan Teknologi itu.
"Sangat disayangkan bahwa 13 tahun Hatta Rajasa di pemerintahan, dengan jabatan yang strategis, hingga pos menko perekonomian, ternyata prestasi terbesarnya adalah membuat undang-undang," kata Hasto di Jakarta, Minggu (29/6).
Dipaparkannya, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Teknologi tak bisa diklaim sebagai karya Hatta pribadi. Sebab, UU itu merupakan produk legislasi yang disusun bersama oleh DPR dan pemerintah.
Karenanya Hasto menganggap penampilan Hatta jauh dari istimewa. Sebab, kata Hasto, tak ada ide Hatta yang implementatif.
Bahkan, kata Hasto, selama Hatta jadi menko perekonomian malah timbul masalah baru. Misalnya banyak jalan raya dalam rusak parah, listrik byar pet, beban impor PLN membesar, impor pangan masuk rekor terbesar dan impor daging dikorupsi. “Belum lagi pembangunan kilang minyak tidak pernah terealisasi akibat lobi importir minyak,” tuding Hasto.
Namun diakuinya, penampilan Hatta terkesan intelek karena menggunakan istilah-istilah asing. “Tapi itu hanya retorika saja karena tidak dibarengi komitmen menerapkan riset untuk kepentingan bangsanya,” ujar Hasto.
Harusnya, lanjut Hasto, berdebat soal SDM dan iptek seharusnya berbicara hal paling fundamental. "Yakni bagaimana melalui politik berdaulat dan berdikari, pendekatan revolusi mental dikedepankan untuk mempercepat terwujudnya kualitas manusia Indonesia yang berkarakter, produktif dan berdaya guna untuk kepentingan bangsanya," pungkasnya.(ara/jpnn)