Jubir PSI: Mungkin Mas Tommy Lupa, Kami Ingatkan
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto tak pantas mengkritik pemerintah soal kebijakan utang luar negeri. Pasalnya, kiblat Tommy dan Berkarya adalah Rezim Orde Baru.
Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rizal Calvary Marimbo mengingatkan, utang zaman Orde Baru (Orba) habis dikorupsi oleh para pejabat dan kroni-kroni mereka.
“Tak hanya itu, utang Orba membuat masyarakat Indonesia sengsara serta jatuh ke dalam krisis tahun 1998. Mungkin ini yang beliau lupa. Enggak apa-apa kita ingatkan,” ujar Rizal.
Rizal mengatakan, di zaman Orba defisit selalu dijaga di kisaran 3 persen dari PDB setiap tahunnya.
Namun, defisit tersebut hanyalah memindahkan sumber pembiayaan dari pencetakan uang baru ke utang luar negeri untuk menjaga inflasi.
Sayangnya, inflasi tersebut harus dibayar dengan akumulasi utang yang terus meningkat dan beban pembayaran bunga uang yang semakin memberatkan.
Tingginya rasio utang atas PDB Orba tersebut meninggalkan bom waktu. “Ketika guncangan ekonomi global datang, nilai tukar rupiah terhadap dolar melonjak dan nilai utang dan beban bunga pemerintah meningkat tajam pula,” ucap dia.
Parahnya lagi, utang zaman Orba tidak dioptimalkan untuk membangun sektor-sektor produktif. Malahan dana segar itu dikorupsi secara berjamaah oleh pejabat dan kroni-kroni mereka.