Jully Tjindrawan, Ibu Tiga Anak Pendiri Rumah Robot Pertama di Asia Tenggara
Awalnya Tak Paham Robot, Ide Muncul dari Salah Pesan BarangRabu, 26 Januari 2011 – 08:31 WIB
WRE yang kemudian dipopulerkan dengan sebutan rumah robot itu menempati area seluas 2.400 meter persegi. Sesuai namanya, di sana terdapat galeri robot. Pengunjung bisa melihat dari dekat beragam koleksi robot dunia. Ada yang diimpor dari Korea, Jepang, Prancis, serta Taiwan. Bentuk dan kemampuannya bermacam-macam. Mulai kalajengking yang ekornya bisa "mematuk", kadal yang mampu bergerak cepat, anjing peliharaan yang bisa marah kalau tidak diperhatikan, sampai sepasukan robot yang pintar menari. Harganya Rp 12 juta sampai Rp 20 juta per unit.
Salah satu robot kebanggaan Jully adalah robot NAO yang dikembangkan Aldebaran Robotics, Prancis. Menurut dia, itu merupakan robot kelas humanoid yang menjadi platform dunia. Tak mudah mendapatkan robot putih setinggi 58 sentimeter yang harganya lebih dari Rp 40 juta tersebut.
Dalam waktu dekat, tim Aldebaran Robotics membedah NAO dan mengungkap semua teknologinya di hadapan para dosen robotika di Indonesia. "Kalau pelatihan yang saya gelar hanya untuk SD, SMP, dan SMA, Indonesia akan terus tertinggal. Jadi, pendekatan ke kalangan dosen juga sangat penting," tegasnya.Orang yang tidak mengenal Jully mungkin akan mengira ibu tiga anak kelahiran Jakarta, 10 September 1971, tersebut adalah seorang pakar robotika. Padahal, itu sepenuhnya salah. Awalnya, dia justru sama sekali tidak paham dengan dunia robotika.