Julukan Hujjatul Islam untuk Rocky Gerung
Oleh Dhimam Abror DjuraidFachry ingin menunjukkan bahwa Rocky mempunyai kekuatan intelektual dan logika yang kukuh sehingga bisa mememenangkan berbagai perdebatan.
Fachry mengaku sudah mengenal Rocky sejak 1980-an ketika masih muda dan sama-sama bergelut di lingkar intelektual kampus masing-masing. Rocky di Universitas Indonesia, sedangkan Fachry di IAIN Syarif Hidayatullah.
Dalam sebuah seminar, Rocky melontarkan kritik keras terhadap orang-orang Partai Sosialis Indonesia (PSI). Kritik itu dianggap sangat berani karena PSI adalah partai yang didirikan oleh Sutan Sjahrir dan kemudian menjadi avant-garde intelektual Indonesia.
Partai itu menjadi ‘intellectual powerhouse’ atau pusat kekuatan intelektual tempat berkumpulnya orang-orang terdidik dari generasi pertama Indonesia.
Keberanian Rocky itu menunjukkan kuatnya fundamental intelektual yang dimilikinya sejak muda. Dalam perjalanan intelektualnya, Rocky tidak pernah secara khusus masuk dalam jalur intelektual Islam.
Bagaimana kemudian Rocky bisa dianggap sebagai Hujjatul Islam?
Eksistensi Jokowi selama 10 tahun terakhir memunculkan keresahan di kalangan Muslim kelas kota yang tidak mempunyai tokoh berkaliber yang bisa ditandingkan dengan tokoh nasionalis.
Di saat vakum itulah Rocky muncul mengisi kekosongan. Kritiknya yang keras dan konsisten terhadap kebijakan Jokowi menjadikan kelompok Muslim kota merasa mendapatkan hero dan idola dari kalangan non-muslim.