Jumlah Pemantau Pemilu 2014 Diperkirakan Menyusut
jpnn.com - JAKARTA - Sejak pemilihan umum (pemilu) 1999 sukses digelar, jumlah relawan pemantau pemilu setiap tahun terus menyusut. Kondisi ini diperkirakan berpengaruh langsung dengan turunnya angka partisipasi pemilih baik pada pemilu maupun pemilihan kepala daerah (pilkada).
Menurut Deputi Koordinator Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz, data internal JPPR pada pemilu 1999 lalu memerlihatkan terdapat setidaknya 220 ribu pemantau pemilu. Sementara tingkat partisipasi pemilih mencapai 92,99 persen.
"Namun di pemilu 2004, jumlah pemantau turun menjadi 140 ribu jiwa. Tingkat partisipasi pemilih juga turun menjadi 84,07 persen. Demikian juga sepanjang 2005-2008, jumlah pemantau pemilu hanya 80 ribu jiwa," ujar Masykurudin di Jakarta, Selasa (19/11).
Penurunan jumlah pemantau pemilu menurut Masykurudin, paling signifikan terjadi pada pemilu 2009 lalu. Di mana data JPPR memerlihatkan hanya terdapat 13.500 pemantau. Sementara tingkat partisipasi pemilih hanya menyentuh level 70,99 persen.
"Jumlah pemantau tahun 2010 hanya 1.200 orang. Tahun 2011 terus menurun menjadi 150 orang. Pada tahun 2012, memang terlihat ada peningkatan menjadi 1.500 orang, namun di tahun 2013 kembali menurun menjadi 600 orang," katanya.
Atas kondisi ini, Masykurudin menilai berbagai pihak terkait harus segera menempuh langkah-langkah konkret. Agar ketertarikan masyarakat ikut memantau pemilu kembali meningkat.
"Sebab pemantauan adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu atau organisasi independen guna memastikan proses tahapan-tahapan pemilu berjalan demokratis dan berkualitas," katanya.
Pemantauan pemilu menurut Masykurudin, juga sangat diperlukan dalam upaya menghormati serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap hak-hak asasi manusia, khususnya hak-hak sipil dan politik masyarakat.(gir/jpnn)