Jumlah Penolak Vaksin Lebih Banyak dari Polisi, Ibu Kota Terancam Lumpuh
jpnn.com, OTTAWA - Jumlah demonstran yang berkemah di ibu kota Kanada melebihi petugas polisi dan mereka mengendalikan situasi, kata Wali Kota Ottawa, Minggu.
Demonstrasi menentang kewajiban vaksin itu memasuki hari ke-10, dan Pemerintah mengatakan mereka tidak akan mundur dalam persoalan tersebut.
"Konvoi Kebebasan" dimulai sebagai sebuah gerakan yang menentang wajib vaksin bagi para sopir truk di Kanada, namun berubah menjadi aksi melawan aturan kesehatan publik dan Pemerintahan Perdana Menteri Justin Trudeau.
"Konvoi boleh tidak setuju, tapi mereka tidak berada di atas hukum dan harusnya ada penyelesaian damai atas (persoalan) ini secepat mungkin," kata Menteri Keselamatan Publik Kanada Marco Mendicino kepada Stasiun TV CBC.
"Kami telah menanyakan soal vaksin dan mandat vaksin ini dalam pemungutan suara… dalam pemilihan (2021) dan kami hanya melaksanakan janji yang kami buat dengan dukungan sebagian besar rakyat Kanada," katanya pula.
Para demonstran telah melumpuhkan pusat Kota Ottawa selama sembilan hari terakhir, beberapa di antaranya sambil mengibarkan bendera Konfederasi atau Nazi, dan beberapa lainnya mengatakan mereka ingin membubarkan Pemerintah Kanada.
Di tengah bunyi klakson dan sesekali letupan petasan, aksi para demonstran –termasuk mendirikan sauna portabel, dapur umum dan istana mainan anak-anak– telah membuat marah penduduk yang menyalahkan polisi karena tidak melakukan apa-apa.
"Situasi pada titik ini benar-benar di luar kendali akibat aksi orang-orang yang melakukan protes," kata Wali Kota Ottawa Jim Watson di sebuah stasiun radio lokal. "Jumlah mereka lebih banyak daripada polisi," ujarnya pula.