Jumlah PNS Banyak, Kerja tak Jelas
jpnn.com - JAKARTA - Penolakan terhadap kebijakan moratorium penerimaan CPNS selama lima tahun sudah bermunculan. Namun, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi tetap bersikukuh pada pendiriannya, bahwa moratorium CPNS yang diberlakukan mulai tahun depan, sangat penting.
Malahan, dia mengklaim masyarakat menghendaki adanya perampingan jumlah PNS. Penghentian sementara penerimaan CPNS merupakan salah satu cara menyusutkan jumlah abdi negara itu.
Menurut Yuddy, jumlah PNS yang mencapai 4,32 juta merupakan jumlah yang besar. Sementara, kata dia, kinerjanya selama ini tidak jelas. Dengan dialek Tegal, dia mengatakan tidak selayaknya jumlah PNS ditambah lagi.
“Sing ana bae kakehan, gawe durung bener, njaluk nambah (yang ada saja kebanyakan, bekerja belum benar, kok minta tambah)," kata Yuddy di Jakarta, kemarin.
Meski demikian, dia mengakui, untuk tenaga guru dan tenaga medis, jumlahnya masih kurang sehingga dikecualikan, tidak kena kebijakan moratorium CPNS.
Dia menegaskan, moratorium CPNS bukan lah isu politik. Melainkan, sebagai sebuah upaya pemerintah untuk mengevaluasi pengadaan, penempatan, memperbaiki postur pegawai yang sudah ada, efisiensi anggaran, produktivitas, serta efektivitas pelayanan kepada publik.
"Dengan moratorium, hanya pegawai yang memang benar-benar dibutuhkan, seperti guru dan tenaga medis yang boleh direkrut," tegas politikus Partai Hanura itu.
Dia mengaku heran jika masih ada pihak yang mempersoalkan kebijakan ini. Apalagi, lanjutnya, pemerintahan SBY juga pernah memberlakukan moratorium CPNS selama dua tahun. Bahkan, katanya, negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Filipina, dan Amerika pun pernah melakukan moratorium penerimaan pegawa.