Junta Myanmar Siap Dengarkan Usulan ASEAN, tetapi Ada Syaratnya
Aktivis mengkritik rencana itu, yang dianggap telah membantu melegitimasi junta dan bahwa konsensus ASEAN jauh dari tuntutan mereka selama ini.
Secara khusus, konsensus ASEAN tidak secara khusus menyerukan pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi (75) dan tahanan politik lainnya. Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik mengatakan lebih dari 3.400 orang telah ditahan karena menentang kudeta.
Sementara itu, pertempuran meletus di Myanmar timur dekat perbatasan Thailand pada Selasa pagi ketika pemberontak etnis minoritas Karen menyerang pos terdepan militer dalam beberapa bentrokan paling hebat sejak kudeta 1 Februari --yang menjerumuskan Myanmar ke dalam krisis.
Persatuan Nasional Karen (KNU), pasukan pemberontak tertua Myanmar, mengatakan telah merebut kamp militer di tepi barat sungai Salween, yang membentuk perbatasan dengan Thailand di daerah itu.
Pasukan KNU telah mengambil pos terdepan sekitar pukul 05.00 hingga 06.00, ujar kepala urusan luar negeri kelompok itu, Saw Taw Nee, kepada Reuters.
Di Mandalay, sedikitnya satu orang ditembak mati pada Senin (26/4), menurut laporan media Myanmar.
Para pengunjuk rasa telah berjanji untuk meningkatkan penentangan terhadap junta dan meminta orang-orang untuk berhenti membayar tagihan listrik dan pinjaman pertanian, serta menjauhkan anak-anak mereka dari sekolah.
"Staf pendidikan dan siswa sangat didorong untuk bergabung dalam boikot dan berdiri bersama dengan tidak bersekolah," kata pemimpin protes Ei Thinzar Maung di media sosial. (ant/dil/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru: