Junta Myanmar Siap Dengarkan Usulan ASEAN, tetapi Ada Syaratnya
jpnn.com, NAYPIDAW - Junta Myanmar menyatakan akan "secara positif" mempertimbangkan konsensus yang telah dicapai pada pertemuan para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) akhir pekan lalu, untuk mengakhiri krisis di negara itu.
Dalam komentar resmi pertamanya terkait pertemuan itu, junta mengatakan akan memberikan pertimbangan yang cermat terhadap saran-saran konstruktif ketika situasi kembali stabil.
Saran tersebut akan "dipertimbangkan secara positif", selama selaras dengan rencana junta sendiri dan kepentingan Myanmar. "Serta didasarkan pada tujuan dan prinsip yang diabadikan dalam ASEAN," kata junta Myanmar dalam sebuah pernyataan yang dirilis Selasa (27/4).
Junta tidak mengacu pada salah satu prinsip ASEAN yang telah lama dianut, yaitu nonintervensi atau tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.
Setelah pertemuan di Jakarta pada Sabtu (24/4), ASEAN mengeluarkan apa yang disebut lima poin konsensus tentang langkah-langkah untuk mengakhiri kekerasan dan memulai pembicaraan antara pihak-pihak berkonflik di Myanmar.
Lima poin konsensus yang telah disepakati oleh para pemimpin ASEAN yaitu pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya; kedua, dialog konstruktif di antara semua pihak yang berkepentingan harus dimulai untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat.
Selanjutnya, poin konsensus ketiga yaitu utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN; keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre; serta kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu dengan semua pihak terkait.
Dalam pernyataan yang dibuat oleh Brunei Darussalam selaku ketua ASEAN tahun 2021, para pemimpin juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi di Myanmar, termasuk adanya laporan kematian dan eskalasi kekerasan.