Kabar Terbaru Dari Perwira Polisi Penembak Mati Adik Ipar
"Hasil pemeriksaan tes urin dan darah negatif narkoba. Sementara pemeriksaan psikologi masih pendalaman," katanya.
Namun, Kapolda mengaku dalam mengungkap kasus ini pihaknya perlu kehati-hatian. Apalagi, untuk datang ke Medan, Kompol Fahrizal diketahui memiliki izin dari kesatuannya di NTB.
"Izin kemari ada. Tapi seingat saya, jika polisi ingin pergi meninggalkan kesatuannya maka wajib menitipkan senjatanya di dinas. Namun anehnya, pelaku datang dan dengan niat baik-baik. Namun tiba-tiba bisa terjadi seperti itu," jelasnya.
Sebelumnya, Kapolda menyampaikan, sebelum kejadian, sekitar pukul 19.30 WIB, Fahrizal menemui ibunya yang sakit sambil memijati kakinya. Namun tak diduga, disaat itu juga dia malah menembak adik iparnya hingga tewas.
Paulus mengatakan, juga mendapat informasi, sebelum menembak adik iparnya, Fahrizal sempat menodongkan pistol ke arah ibunya. Selain itu, katanya, Fahrizal juga mengaku tidak menyesali perbuatannya.
"Anehnya saat di interogasi, dia (Fahrizal) tidak menyesalinya. Dia santai aja. Tetapi setelah bertemu dengan anak dan istrinya barulah dia mulai menitikkan air mata. Kalau dari catatan yang diperoleh tersangka adalah alumni 2003 dan masuk katagori baik serta cukup menonjol dari jabatan," terangnya.
Terpisah, Teguh Riyono, paman dari Fahrizal menyebutkan kedatangan Fahrizal dan istrinya ke Medan untuk melihat ibunya yang tengah sakit. Fahrizal sempat bertegur sapa dengan tetangga. "Pulang dari Lombok ke Medan, dia lihat mamak sakit. Sudah dari situ ada cerita lain-lain, kita nggak tau," kata Teguh Riyono.
Menurut Teguh, selama ini hubungan Fahrizal dengan Jumingan tak pernah ada masalah. Fahrizal pun dikenal sebagai sosok yang baik dan tidak pernah ada masalah keluarga. Teguh masih tak menyangka bila Fahrizal yang menembak adik iparnya sendiri.