Kabar Terbaru Pertemuan Trump - Kim Jong Un di Singapura
Adapun pada hari H alias 12 Juni, pengamanan akan dilipatgandakan dengan kedatangan tim keamanan pribadi Trump dan Jong-un.
Jika Singapura sudah siap menerima kedatangan Trump dan Jong-un, lantas bagaimana persiapan Korut? Sebenarnya, Pyongyang agak kewalahan mempersiapkan pertemuan bersejarah tersebut.
Selain pesawat kepresidenan yang sudah uzur, kondisi finansial negara tetangga Korea Selatan (Korsel) itu tidak bagus. Karena itu, Pyongyang membutuhkan sokongan dari negara lain untuk membiayai pertemuan tersebut.
Namun, Jong-un yang sejak awal tahun menunjukkan lebih banyak sikap positif terhadap AS dan Korsel tidak mau setengah-setengah dalam mempersiapkan 12 Juni.
Awal pekan ini putra bungsu mediang Kim Jong-il tersebut mencopot tiga petinggi militer Korut dan menggantinya dengan orang-orang baru. Tentu tiga petinggi militer anyar itu punya visi dan misi yang sama dengan dia soal hubungan AS dengan Korut.
Jong-un tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk bernegosiasi dengan AS. Khususnya Trump. ”Jika pertemuan itu sampai terwujud, berarti Korut menang, menang, menang,” kata William Hague, mantan menteri luar negeri Inggris, dalam wawancara dengan Express beberapa waktu lalu. Pertemuan AS dengan Korut, menurut dia, akan mendatangkan banyak keuntungan bagi Pyongyang.
”Presiden (Trump, Red) akan tetap menerapkan kebijakan lama AS terhadap Korut. AS tidak akan mencabut sanksi. Semuanya akan tetap berlaku sampai Korut benar-benar bebas nuklir,” papar Sanders seperti dilansir Reuters.
Namun, AS tidak akan menjatuhkan sanksi baru atas Korut jika pertemuan 12 Juni nanti berjalan lancar dan Pyongyang mau bekerja sama dengan Washington untuk menuju hubungan yang normal.