Kabur dari Lokalisasi, Diperiksa Malah Pinjam HP Polisi
jpnn.com - SIMALUNGUN - Mawar (19) merasakan pengalaman yang tak jauh berbeda dengan Rose. Dia datang ke lokalisasi Bukit Maraja, Simalungun, tak lama setelah Rose pergi lebih dulu.
Sekitar empat bulan FN datang menjemput anaknya, Rose, FN kembali lagi ke Depok hendak menjemput Mawar.
FN mengajak Mawar dengan iming-iming kerja di kafe bergaji besar. Namun, pada akhirnya dia dijadikan PSK oleh FN. "Dua tahun kerja, apapun tidak ada yang aku punya," terangnya.
Berbeda dengan Melati (17). Perempuan muda ini tampak masih sangat kekanak-kanakan. Dengan malu-malu, dia bercerita, berada di lokalisasi tersebut sekira setengah tahun lalu. Saat itu ia dijemput oleh FN untuk ikut bersamanya, bekerja di warungnya sebagai pelayan.
Diketahui bahwa antara FN, Melati dan Mawar, masih ada hubungan saudara. Padahal, saat itu niat Melati bekerja di Sumatera Utara ditolak oleh orangtuanya. Namun ia bersikeras agar tetap pergi. Dan, dengan alasan hanya beberapa hari, akhirnya orang tuanya mengizinkannya. Dengan menumpangi bus, FN bersama Mawar menuju lokalisasi.
"Kagak tahu bakal kerja seperti ini. Aku kira kafenya seperti rumah makan, makanya aku mau. Aku diiming-imingi gaji besar dan kerja enak," ujarnya.
"Tapi kenyataannya kami nggak pernah terima hasil keringat kami. Kalau pegang uang, itupun tips dari tamu," ucapnya seraya melihat-lihat tulisan yang ada di sekat kaca ruang penyidik Polres Simalungun.
Sifat kekanak-kanakan Melati sangat terlihat dibanding dengan temannya yang lain. Saat di ruang penyidik, dia beberapa kali terlihat menggoda-goda temannya yang sedang diperiksa penyidik. Ia juga berani meminjam hp penyidik untuk bisa bermain game.