Kabur ke Thailand, Kawanan Perompak Kapal CPO Dibekuk
jpnn.com - PALANGKA RAYA - Komplotan bajak laut yang merompak kapal milik Bumitama Gunajaya Agro (BGA) Group yang bermuatan 3.100 ton Crude Palm Oil (CPO) pada Oktober 2014 lalu berhasil diringkus. Mereka ditangkap oleh kepolisian Thailand pada November 2014 lalu.
Petugas Direktorat Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalteng menjemput ketujuh pelaku perompak kapal tanker Srikandi 515 itu dari kepolisian Provinsi Narathiwat, Thailand Selatan. Ketujuh tersangka tersebut berinisial LU, LA, BD, SL, IR, SG dan LD.
"Satu pelaku masih ditahan oleh kepolisian Thailand. Karena, pelanggaran administrasi memasuki perairan Thailand tanpa izin," terang Direskrimum Polda Kalteng Kombes Pol Purnama Barus kepada sejumlah media, usai turun dari pesawat, Kamis (14/5).
Dijelaskannya, proses penjemputan sendiri sedikit alot. Minggu (10/5) pagi, sembilan anggota Ditreskrimum Polda Kalteng berangkat dari Indonesia. Setibanya di sana, mereka langsung menemui Kedutaan Besar RI yang ada di Thailand. Dibantu oleh Interpol Indonesia. Tidak mudah memasuki daerah dimana pelaku ditahan. Thailand Selatan termasuk daerah konflik.
"Akhirnya, Kamis (14/5) pagi, para pelaku bisa kita bawa kembali ke Indonesia untuk melanjutkan proses hukumnya," ungkapnya.
Para pelaku, tambahnya, semuanya merupakan warga negara Indonesia. Mereka adalah kelompok Buton, Sulawesi Tenggara. Bisa dibilang, mereka termasuk jaringan internasional. Tapi, saat ini masih dikembangkan oleh pihak kepolisian. Untuk barang bukti, yaitu kapal tanker masih berada di Thailand. Kapal kandas di pinggiran perairan Thailand Selatan. Sebagian minyak sawit tersebut sudah dijual di Thailand.
Belum dijelaskan secara detail proses melakukan perompakan dan penangkapan. Tapi, menurut pemeriksaan awal, mereka membuntuti kapal tersebut dari muara Sungai Mentaya. Sampai di perairan yang aman, mereka melakukan aksi.
"Besok kita jelaskan ya, bersama Kapolda," tutur Purnama sambil menuju mobil.
Diberitakan koran ini sebelumnya, Kapal Tanker yang membawa 3.100 CPO berangkat dari Sampit 8 Oktober 2014. Saat berlayar menuju Gresik Jawa Timur. Tiga hari tidak mendapat kabar, pihak kesyahbandaraan otoritas pelabuhan Sampit melaporkan ke kementrian perhubungan.