Kaca Antipeluru untuk Gedung DPR Hanya Buang-Buang Duit
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengatakan, kasus peluru nyasar ke gedung DPR tidak seharusnya dibesar-besarkan. Apalagi mengaitkannya dengan pemilihan anggota legislatif dan presiden tahun depan.
Sahroni meminta insiden ini ditanggapi secara proporsional. “Jangan ada yang menggoreng isu ini, kita sudah terlalu sering menganggap hal-hal kecil menjadi lebih besar dan tak terkendali. Peluru nyasar ini bisa memicu prasangka yang besar,” ungkap Sahroni, Selasa (23/10).
Politikus Partai NasDem itu mengatakan, kejadian tersebut murni ketidaksengajaan. Penyebabnya juga sudah jelas, yakni kelalaian para tersangka saat sedang berlatih tembak reaksi di Lapangan Tembak Perbakin, Senayan.
Sebagai anggota Komisi III, yang juga aktif mengikuti latihan menembak, Sahrobi akan mengangkat isu ini untuk mempertanyakan kinerja Perbakin.
"Saya juga kebetulan aktif mengikuti latihan menembak, sehingga saya paham betul apa yang menyebabkan sehingga peristiwa peluru nyasar tersebut bisa terjadi," ujar Sahroni.
Dia mengatakan bagi yang belum paham kenapa bisa sampai terjadi kasus peluru nyasar itu, bisa menemuinya untuk mendapatkan penjelasan. "Apalagi yang masih bilang penembakan gedung DPR itu disengaja, ayo berhadapan sama saya," kata Sahroni.
Karena itu, Sahroni tidak tertarik untuk larut dalam wacana relokasi lapangan tembak. Menurut dia, sebelum berdebat apakah lapangan tembak perlu direlokasi atau tidak.
Lebih baik pikirkan dulu apakah ternyata standar operasional prosedurnya yang harus dirombak total atau diperkuat, atau memang kepengurusan Perbakin harus direstrukturisasi. "Kita coba evaluasi bersama," ungkapnya.