Kacang Mampu Pangkas Risiko Kanker dan Serangan Jantung
jpnn.com - PEPATAH lama yang menyatakan "Anda adalah apa yang Anda makan" mungkin tidak berlaku bagi orang-orang yang makan kacang-kacangan. Pasalnya, studi baru yang dimuat New England Journal of Medicine telah menemukan bahwa makan kenari atau kacang mete secara teratur dapat mengurangi risiko meninggal akibat kanker, penyakit jantung dan penyebab lainnya.
"Ada persepsi umum bahwa jika Anda makan banyak kacang-kacangan Anda akan menjadi gemuk. Hasil kami menunjukkan sebaliknya," kata penulis studi, Dr Ying Bao dari Brigham and Woman's Hospital di Boston seperti dilansir laman redorbit, Kamis (21/11).
Dalam studi tersebut, peneliti memeriksa hampir 120 ribu orang Amerika Serikat dari 50 negara bagian yang telah terdaftar di Health Study Nurses's Health Professionals. Tim peneliti menemukan bahwa mereka yang makan setiap hari satu ons porsi almond, kacang mete atau kacang pohon lain, memiliki angka kematian 20 persen lebih rendah selama rentang tiga dekade penelitian dibandingkan dengan mereka yang tidak makan kacang setiap harinya.
Lebih khusus pada peserta yang mengonsumsi kacang, terungkap risiko kematian akibat penyakit jantung 29 persen lebih rendah. Sedangkan yang tidak makan kacang secara teratur, risiko kematian akibat kanker 11 persen lebih rendah.
Namun, tim peneliti masih bingung mencari penyebab kacang ternyata mem manfaat kesehatan seperti itu. Peneliti pun hanya berspekulasi bahwa asam lemak tak jenuh, mineral dan nutrisi sehat lainnya mampu mengurangi kolesterol, peradangan dan masalah kesehatan lainnya .
"Kacang cemilan yang sehat bisa menggantikan sesuatu yang jauh kurang sehat dalam diet seseorang," ujar Ralph Sacco, mantan Directur American Heart Association. "Kadang-kadang ketika makan kacang, seseorang bakal makan lebih sedikit camilan lainnya seperti keripik kentang," lanjutnya.
Para peneliti juga mencatat bahwa peserta studi yang sering makan kacang cenderung lebih sehat, badan lebih ramping, lebih aktif berolahraga dan mengurangi merokok. Bahkan setelah membandingkan dengan faktor gaya hidup lainnya, para peneliti masih dapat menemukan manfaat besar dari konsumsi kacang biasa.
"Kami sangat yakin hasil studi tersebut, karena kami juga melakukan banyak analisis sangat canggih untuk menghilangkan faktor pembaur," lanjut Dr Ying Bao.