Kada Sudah Antisipasi jika Pilkada oleh DPRD
jpnn.com - JAKARTA - Calon anggota legislatif DPR terpilih berdasar hitung KPU Provinsi Sulawesi Selatan Muchtar Luthfi Andi Muty mengatakan, sejumlah kepala daerah (Kada) mengerahkan jajarannya untuk mendulang suara bagi para caleg DPRD kota dan kabupaten yang berasal dari keluarganya sendiri. Diduga ini dilakukan jika UU pilkada nantinya mengatur kada dipilih oleh DPRD.
Kalau target-target suara yang telah ditentukan tidak terpenuhi, menurut politisi Partai Nasional Demokrat itu, maka jabatan menjadi taruhannya.
"Mulai dari anak, menantu, istri, ipar, saudara hingga besan dari sejumlah kepala daerah di Sulawesi Selatan menggunakan jabatannya agar keluarganya lolos jadi anggota DPRD setempat," kata Muchtar Luthfi Andi Muty, Jumat (9/5). Hanya saja, dia tidak menyebut kepala daerah mana yang dia maksud.
Dijelaskannya, keluarga walikota atau bupati yang ikut dalam pileg tersebar di semua partai politik peserta pemilu 2014.
"Strategi itu disusun oleh para walikota atau bupati sebagai antisipasi jika pemilihan kepala daerah nantinya oleh DPRD maka sebagai petahana kepala daerah bersangkutan sudah memiliki perpanjangan tangan di masing-masing fraksi DPRD," jelas Bupati Luwu Utara periode 1999-2004 itu.
Menurut Andi Muty, ada kepala daerah yang memberi target 200 suara per kepala sekolah dan kepala desa, 1.000 suara per kepala dinas. "Para pegawai diperintahkan kembali ke daerah asal masing-masing menggalang suara untuk keluarga kepala daerah," ujarnya.
Bahkan kata dia, para kepala sekolah juga dibebani untuk membiayai saksi para caleg keluarga kepala daerah. Dana Bansos dalam berbagai bentuk juga dimanfaatkan untuk meraih suara. "Jamak terdengar bahwa posko caleg pun dibebankan kepada para pimpinan SKPD," jelasnya.
Selain itu, Andy Muty juga mengungkap penyelenggara pemilu yang bertindak sebagai tim sukses caleg. Faktanya ujar dia, seorang ketua PPS yang juga kepala sekolah harus dipecat karena berkampanye dalam masjid.