Kaesang dan Terobosan Politik di Indonesia
Oleh: Andika I (Jurnalis)Lalu, lihat cara komunikasi Kaesang. Ia berkomunikasi dengan gimmick khas anak muda. Ia berkomunikasi dengan ceplas-ceplos dan kadang-kadang mengandung kelucuan. Misalnya, sesudah menjadi ketua umum partai, ia ditanya wartawan tentang arah dukungan. Saat itu wartawan menyebut dua nama calon. Kaesang tak terima lalu membenarkan bahwa ada satu calon lain, yaitu Anies Baswedan.
Cara komunikasi ini lagi-lagi ingin menegaskan Kaesang seperti ingin memberi tanda bahwa ialah yang layak mewakili kaum millenial. Narasi besarnya: anak muda harus diwakili oleh anak muda itu sendiri!
Pembuktian
Tugas besar Kaesang adalah membuktikan narasi yang sedang berkembang di publik. Narasi di publik: karir politik Kaesang karbitan dan ia dianggap tidak akan mampu menjalan tugasnya sebagai ketua umum.
Kaesang harus membuktikan ia memiliki program-program yang bermanfaat untuk masyarakat dan melawan narasi ini. Ia harus membuktikan juga bahwa ia tidak berada di bawah bayang-bayang Jokowi.
Narasi lain: Kaesang belum memiliki pengalaman di dunia politik. Usia Kaesang memang masih sangat muda, yaitu 28 tahun. Narasi ini sekaligus menjadi tantangan: jika ia mampu menjadikan politik sebagai kendaraan yang membawa kemanfaatan, ia akan menginspirasi anak muda lain untuk nantinya masuk ke politik.
Salah satu ciri anak muda adalah langkah-langkah mereka yang sulit ditebak dan sepertinya Kaesang memberi sinyal itu! (jpnn)