Kaget! Ditanya Apa Cita-citanya, si Bocah: Ingin jadi Koruptor
Di sana dia diminta mendongeng di depan para pejabat KBRI. Hari selanjutnya, dia tampil di depan komunitas storytelling.
Kemudian pada 2014, dia terbang ke Sydney, Australia, untuk mengikuti Sydney International Storytelling Festival.
Rona mengatakan sejak kecil terbiasa mendongeng. Ketika SD, dia sudah terbiasa bercerita. Saat ulang tahun, sang ibu mengajaknya ke perempatan jalan. Di situ dia diminta mendongeng di depan anak jalanan. Dia semakin berani tampil di depan orang. Padahal, ketika TK, Rona merupakan anak yang pemalu.
Dia juga aktif mengikuti berbagai lomba dongeng. Juara demi juara berhasil dia diraih. Selain mengikutkan lomba, sang ibu membuatkan acara khusus untuknya. Yaitu, safari dongeng saat Ramadan. Setiap hari selama Ramadan, dia berkeliling ke masjid dan TPQ untuk bercerita. Bakat mendongeng yang dia miliki semakin terasah.
Sebelum berkuliah di Universitas Paramadina, Rona bersama dua saudaranya, Putri Arum Sari dan Ayu Purbasari, mendirikan Rumah Dongeng Mentari (RDM). Setiap Sabtu dan Minggu, tempat itu selalu ramai dengan anak-anak.
Mereka diajak mendongeng. Mereka dilatih agar percaya diri dan berani tampil di depan orang banyak. Dia juga menggagas dongeng.tv, channel di YouTube. ’’Sampai sekarang masih aktif,” ucapnya.
Selain kisah Rona, pendongeng yang rajin berbagi kisah antikorupsi bersama KPK ialah Rico Toselly. ”Saya mengambil cerita yang dekat dengan anak. Ya keseharian mereka sendiri,” ujar pria yang akrab disapa Kak Rico tersebut.
Pria yang menjadikan pendongeng sebagai profesi sejak 2006 itu mencontohkan karyanya berjudul Pergi ke Sekolah yang diproduksi tim kanal KPK. Pada video 9 menit 8 detik itu, dia ditemani boneka bernama Dedot mengangkat nilai kemandirian sebagai tema utama dalam cerita.