Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kaki Anda Berbau? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Jumat, 30 Januari 2015 – 01:43 WIB
Kaki Anda Berbau? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya - JPNN.COM
Kaki Anda Berbau? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya. Foto Ilustrasi Puguh Sujiatmiko/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Bau kaki menjadi masalah yang menyulitkan. Tidak hanya mengganggu diri sendiri, tetapi juga orang lain. Kadar pede surut, interaksi pun tak nyaman. Apa penyebabnya dan bagaimana cara ampuh mengusir bau kaki?

Bayangkan bila ketika berada di tengah-tengah acara yang kemudian mengharuskan untuk melepas alas kaki, lalu beberapa orang di samping menutup hidung bahkan menghindar, tidak ingin berdekatan. Penyebabnya, bau kaki yang menyebar. Jangan sampai itu terjadi pada Anda. Segera kenali penyebabnya dan lakukan pencegahan.

Kaki dan tangan mengandung kelenjar keringat lebih dari bagian tubuh lain, dengan sekitar 3 ribu kelenjar per inci persegi. Keringat berlebih menjadi tempat ideal untuk tumbuhnya bakteri. ”Kurangnya kebersihan, sirkulasi udara yang buruk pada kaki ketika bersepatu, kuman-kuman, serta keringat itulah yang menghasilkan bau,” kata dr Nindita Hapsari Susanti SpKK.

Selain penyebab dari dalam, menggunakan sepatu tertutup bisa menimbulkan bau kaki. ”Alas kaki harus breathable, memiliki kemampuan ’bernapas’ dengan baik,” lanjut dokter spesialis kulit dan kelamin yang berpraktik di Bintaro Skin House tersebut.

Penyebab bau kaki atau keringat berlebihan itu bisa jadi bawaan yang disebut hiperhidrosis. Penyebabnya hormonal. Terutama pada laki-laki. Namun, tidak sedikit pula perempuan yang mengalami. Stres dan penggunaan obat tertentu juga bisa meningkatkan jumlah keringat.

Bagaimana cara pencegahannya? Dokter Nindita mengatakan, bau kaki bisa diminimalkan dan dihilangkan dengan menjaga kebersihan kaki. ”Bersihkan kaki hingga ke sela-sela jari dan lipatan kulit dengan menggunakan sabun. Keringkan hingga benar-benar kering sebelum kembali memakai sepatu,” paparnya.

Mengganti kaus kaki setidaknya satu hari sekali. Bahan kaus kaki juga memengaruhi. Pilih bahan katun yang menyerap keringat. Usahakan tidak menggunakan sepatu yang sama terus-menerus setiap hari. Ketika sedang tidak digunakan, sepatu dapat dicuci dan dikeringkan. ”Untuk perempuan, pemakaian model sepatu yang terbuka (open toe) atau sepatu sandal bisa dikombinasikan agar tidak selalu mengenakan sepatu bertutup,” ujar alumnus FK Universitas Yarsi dan spesialisasi di Universitas Indonesia tersebut.

Pada kaki yang sehat, menggunakan sepatu tertutup terus-menerus dapat memunculkan bau kaki. Belum lagi pada kaki yang sakit, misalnya, pada kulit kaki yang terinfeksi jamur, lembap, bahkan mengalami maserasi (kulit menjadi lunak dan keriput). Kuman lebih mudah masuk, tentu lebih berisiko membuat kaki berbau.

Bau kaki menjadi masalah yang menyulitkan. Tidak hanya mengganggu diri sendiri, tetapi juga orang lain. Kadar pede surut, interaksi pun tak nyaman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News