Kala Hasto dan Yasonna Habiskan Malam dengan 80 Durian
Dalam rombongan itu, tak terasa mereka sudah memakan sekitar 80 buah. "Rasanya memang joss," kata Mas Eko, seorang staf sekretariat DPP PDI Perjuangan.
Boru Bukit, istri Baskami, yang menjaga gerai pada malam itu, mengaku durian yang mereka jual didatangkan dari Sidikalang. Lokasinya sekitar 150-200 kilometer dari Medan. "Tak pernah kosong. Selalu ada kok duriannya," kata Boru Bukit.
Dzulmi Eldin, didampingi Akhyar, mengakui bahwa pihaknya memang mendorong agar Medan memiliki ikon oleh-oleh. Dan salah satunya adalah durian. Selama ini, tumbuhnya durian sebagai ikon oleh-oleh berjalan alami. Artinya masyarakat mencoba menjualnya secara modern, dan laku. Belakangan usaha sejenis bermunculan, termasuk Nande Duren.
Tentu saja, munculnya berbagai UMKM dengan komoditas durian itu menggerakkan perekonomian kota.
"Ini awalnya semua alami saja. Eh belakangan durian justru menjadi ikon Medan. Sampai kini, misalnya ada Ucok Duren. Ini Nande Duren. Semua kami dukung," kata Dzulmi Eldin. (tan/jpnn)