Kalimat Brigpol Firman Sehari Sebelum Tewas, Bikin Merinding
"Adik saya, (Briptu Ahmad Risvan, red) bilang kakaknya (mendiang Firman, red) tertembak. Saya awalnya tidak percaya dan mengira orang lain. Nanti setelah diperlihatkan foto evakuasi, baru saya percaya," bebernya.
Shanty mengaku, tidak ada firasat apa pun atas kepergian adiknya itu. "Tetapi sehari sebelumnya, saya bermimpi jatuh pingsan dan masih merasakan sakit pada badan ini," jelasnya.
Mendiang Fiman merupakan anak kelima dari enam bersaudara. Dua saudara Firman lainnya, juga merupakan anggota Polisi.
Shanty mengatakan, kedua orang tuanya (Agussalim dan Almarhumah Kartia, red) berasal dari Kampung Baniaga, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros.
Kedua orang tuanya itu bertemu di Ambon. "Orang tua kami menikah di Ambon dan kami dilahirkan di sana," bebernya.
Namun, orang tua mereka buka usaha dan pindah ke Timika, Papua.
"Waktu itu, adik saya (Firman, red) masih duduk di kelas dua SD di Ambon. Kemudian Firman melanjutkan sekolahnya hingga kelas dua SMA di Timika dan dia kembali pindah ke Sentani dan menyelesaikan sekolahnya di sana," ujarnya.
Dia mengenal sosok mendiang adiknya sebagai orang yang murah senyum dan sabar, serta tidak pernah mengeluh dalam menjalankan tugasnya.