Kalimat Terakhir si Mahasiswi, Detik-detik Dihempas Banjir Air Terjun Dua Warna
jpnn.com - EKA Rahmadani (20), mahasiswi Universitas Darma Wangsa Jurusan Ekonomi Akutansi Semester IV merupakan salah satu korban atas bencana alam tanah longsor dan banjir bandang di Tempat Wisata Air Terjun Dua Warna Sibolangit Kabupaten Deliserdang, Sumut, Minggu (15/5).
Bagus Syahputra, Medan
Ilda Utari, Bibi korban yang datang ke RS Bhayangkara Medan bersama paman korban Abdul Haris dan keluarga lainnya saat dijumpai wartawan mengatakan bahwa pihak keluarga di Medan mendapat kabar dari temennya yang sama-sama pergi di lokasi bencana tersebut.
Menurut temannya, yang ditirukan Ilda, dia sempat memegang lengan Eka, tapi arus air yang kencang membuatnya tidak sanggup menahan beban dan Eka memintanya untuk melepaskan pegangan tangannya.
"Dia (temen Eka) sempat memegang lengan Eka, tapi kondisinya berat dan Eka memintanya untuk melepaskan pegangannya," ujar Ilda menirukan perkataan temennya di RS Bhayangkara Medan, kemarin.
Ditambahkannya, Eka meminta temannya melepaskan tangannya dengan alasan sudah tidak sanggup lagi. "Lepaskanlah…sakit.. aku sudah tidak tahan…Ucap Eka yang ditirukan temannya," kata Ilda.
Dijelaskan Ilda, bahwa Eka tinggal di Medan Kost di Jalan Glugur dan sedang mengikuti study di Universitas Darma Wangsa. Sedangkan orang tua Eka tinggal di Sabang Aceh.
Ilda juga mengisahkan pesan terakhir Eka kepadanya agar tidak menghapus poto-potonya yang berada di telpon selularnya. "”Wak, poto-poto awak jangan dihapus ya”. Itulah pesan terakhir Eka seminggu lalu kepada saya," ujar Ilda.