Kampung Pelangi Semarang Mencuri Perhatian Dunia
Sosok di balik perubahan total itu adalah Slamet Widodo (54). “Ide membuat Kampung Pelangi datang setelah kami melihat kecantikan Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi di Malang serta Kampung Kali Code di Jogjakarta,” kata pria yang berprofesi sebagai guru itu sebagaimana dilansir laman Independent.
Sama seperti Kampung Warna-Warni, Tridi, dan Kali Code, Kampung Pelangi di Semarang juga dihias dengan teknik permainan cat. Genteng rumah warga dicat warna-warni. Tembok rumah pun ditutup dengan cat beraneka warna.
Jembatan juga ditimpa dengan cat sehingga menjadi sangat pas dijadikan lokasi selfie atau foto bareng keluarga maupun teman. Tak mengherankan, Vogue juga menulis Kampung Pelangi sangat Instagram-worthy.
"Inilah dahsyatnya digital media! Kehebatan pengaruh digital lifestyle, yang menginspirasi para netizen, dan menghebohkan dunia maya. Dari foto, video, slide show, semuanya bisa mencuri perhatian dunia," kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya.
Kampung Pelangi ini adalah contoh bagus. Sebagai branding, pamor kampung itu sudah mendunia. "Tinggal, bagaimana agar bisnisnya juga hidup dan menyejahterakan masyarakat. Jawabannya adalah homestay desa wisata!" cetus Menpar Arief.
Kampung itu tidak bermakna apa-apa kalau tidak diramaikan komunitas netizen. Mereka menjadi endorser dan sarana promosi yang sangat efektif.
"Terima kasih juga pada anak-anak muda yang tergabung dalam GenPI, Generasi Pesona Indonesia. Terus angkat potensi destinasi, calender of events dan sejumlah policy kepariwisataan yang terkait deregulasi," ujar Menpar Arief di forum Rakornas II/2017 di Hotel Bidakara, Jakarta.
Peran Wali Kota Semarang Hendar Prihadi juga tak bisa dilepaskan dari perubahan frontal itu. Ide Slamet sejalan dengan misi Hendar yang ingin mempercantik desa-desa di Semarang. Hendar bahkan mengecat beberapa rumah warga. Proyek itu memakan waktu sekitar sebulan.