Kanker sang Istri Mengantarkan ke Level Terhormat
Tentu Djoko tidak sekadar menangguhkan. Dengan latar belakangnya sebagai dosen farmasi di Unair, berbagai argumentasi ilmiah disodorkan. ”Saya sebutkan agar kita sama-sama melihat perkembangannya setelah istri mengonsumsi teh hijau,” ujar Djoko.
Jika perkembangannya semakin baik, belahan jiwanya tidak perlu dioperasi. Tapi, kalau kondisinya tetap sama atau bahkan memburuk, Djoko memberikan izin kepada istrinya untuk masuk ruang operasi.
Sejak keputusan diambil, Djoko pun rajin menyodorkan teh hijau hasil penelitiannya kepada sang istri. Bentuknya tentu saja berupa minuman. Sehari Andri –sapaan Andriani Primardiana– disodori tiga kali teh hijau. Pagi, siang, dan malam. Layaknya mengonsumsi teh pada umumnya.
Sang istri ternyata mengikutinya dengan tekun. Andri begitu rajin meminum teh hijau hasil penelitian suaminya. ”Alhamdulillah, kondisi istri saya kini sudah sangat baik. Sejak 2012 tidak pernah pingsan lagi,” sebut Djoko.
Kesehatan Andri saat ini memang sudah sangat baik. Bahkan, kini dia bisa menjalani aktivitas berhari-hari di luar rumah. Bukan saja di Surabaya, tapi juga di beberapa daerah. Misalnya, memberi pelatihan di Bojonegoro atau pendampingan masyarakat di Madura. Wajahnya juga tampak sangat cerah.
Padahal, beberapa tahun lalu, wajahnya sering kali terlihat pucat. Memang, perempuan asal Sidoarjo tersebut masih bisa menjalankan berbagai aktivitas, namun tubuhnya terlihat jelas tak bisa menyembunyikan keadaannya.
”Dulu habis berbincang dengan Sampeyan di Unair, saya langsung pingsan dan pulang dengan menggunakan masker oksigen. Tapi, alhamdulillah sekarang kondisi saya jauh lebih baik,” kata Andriani sembari mengingat pertemuannya dengan Jawa Pos pada 2011.
Teh hijau yang diteliti Djoko sebenarnya seperti umumnya ada di pasaran. Selain hasil dari perkebunan di daerah Malang, alumnus Fakultas Farmasi Unair tersebut meneliti berbagai jenis teh hijau aneka merek.