Kapan dan di Mana Sriwijaya Air SJ182 Meledak? Simak Penjelasan Awal KNKT
jpnn.com, JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga mesin Sriwijaya Air SJ182 masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air perairan Kepulauan Seribu.
KNKT menyatakan sistem pesawat SJ182 juga masih berfungsi dan mampu mengirim data sebelum jatuh pada Sabtu (9/1) pukul 14.40 WIB.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono menjelaskan pihaknya telah mengumpulkan data radar ADS-B dari Perum Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Airnav Indonesia).
Dari data tersebut, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB, terbang menuju arah barat Laut dan pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, namun selanjutnya pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat berada pada ketinggian 250 kaki.
"Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, mengindikasikan bahwa sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dari data ini kami menduga bahwa mesin masih dalam kondisi hidup sebelum membentur air," katanya dalam keterangan resmi yang dilansir Antara, Selasa (12/1).
Data lain yang didapat KNKT dari KRL Rigel adalah sebaran puing-puing (wreckage) memiliki besaran dengan lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," katanya.
Dia menambahkan temuan pesawat yang telah dikumpulkan Basarnas, salah satunya adalah bagian mesin turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.