Kapan Seorang Anak Mulai Memiliki Cita-Cita?
Oleh: Odemus Bei Witono - Direktur Perkumpulan Strada dan Pemerhati PendidikanFenomena ini juga terjadi di Indonesia. Banyak siswa SMP yang ketika ditanya tentang cita-cita masih menjawab dengan ketidakpastian.
Mereka mungkin sibuk dengan permainan online, media sosial, atau kegiatan lain yang hanya memberikan kepuasan sementara.
Hal ini mengindikasikan bahwa peran guru, orang tua, dan lingkungan sekitar sangat penting dalam membimbing anak mengenal berbagai pilihan cita-cita.
Bimbingan Menemukan Cita-Cita
Menurut John Maxwell (2007), seorang pakar kepemimpinan, cita-cita adalah hasil dari paduan antara inspirasi, paparan terhadap teladan, dan pengembangan potensi diri sejak dini.
Maxwell berpendapat orang tua dan guru diharapkan dapat menjadi fasilitator yang memperkenalkan aneka profesi kepada anak-anak, sehingga mereka dapat mulai membayangkan masa depan mereka.
Sebagai contoh, di Jepang, program pendidikan di sekolah dasar kerap kali memasukkan sesi khusus di mana para profesional dari berbagai bidang diundang untuk berbagi pengalaman mereka.
Hal ini bertujuan memberikan gambaran luas tentang dunia kerja kepada siswa. Pendekatan serupa bisa diterapkan di Indonesia.