Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kapolri Sebut Ada Aktor Intelektual di Belakang Rusuh Tolikara, Siapa Jenderal?

Senin, 20 Juli 2015 – 05:58 WIB
Kapolri Sebut Ada Aktor Intelektual di Belakang Rusuh Tolikara, Siapa Jenderal? - JPNN.COM
Kapolri Jendral Polisi Badrudin Haiti (kiri) disambut Bupati Tolikara Usman G Wandikbo dalam kunjungan ke Karubaga Kabupaten Tolikara, Papua, kemarin (19/7). (Humas Pemkab Tolikara)

”Jadi, saya minta semua pihak baik masyarakat, tokoh-tokoh gereja, aparat pemerintah daerah adat untuk membantu agar semuanya bisa selesai. Kemudian, ada juga intelektual yang harus kita proses secara hukum,” ungkapnya saat ditemui di ruang VIP Bandara Sentani, Jayapura, kemarin.

Menurut Kapolri, sebelas orang tertembak karena telah melakukan pelemparan dan penyerangan terhadap warga yang sedang melakukan ibadah salat Idul Fitri. Selanjutnya, pihaknya akan mengidentifikasi satu per satu.

”Sebab, ini adalah sekelompok orang. Apakah mereka teridentifikasi melakukan penyerangan itu? Masih perlu untuk dilihat lagi hasil penyelidikan nanti. Sehingga bila didapat cukup bukti, itu akan diproses secara hukum,” papar Kapolda Jawa Timur pada 2010 tersebut.

Badrodin juga mengungkapkan, dua orang yang menandatangani surat edaran yang diduga memicu aksi kerusuhan, yakni Pdt Neyus Wenda dan Marthen Jingga, juga diproses hukum. "Mereka yang menandatangani surat edaran itu sudah dimintai klarifikasi,” ujarnya.

Mengutip keterangan dari Kapolres Tolikara, Badrodin menjelaskan bahwa surat edaran dari GIDI itu sudah diklarifikasi ke mereka yang menandatangani surat edaran tersebut.

”Pada 15 Juli 2015 Kapolres Tolikara melakukan komunikasi kepada bupati dan panitia, lalu mereka meralat surat itu. Tapi, hal ini belum disampaikan secara tertulisnya, hanya komunikasi lisan. Jadi, saya lihat ada miskomunikasi di sana dan belum tersosialisasikan. Sebab, ini terputus, belum sampai kepada masyarakat,” jelas Badrodin.

Kapolri juga menjelaskan bahwa Presiden Jokowi mengharapkan adanya informasi yang jelas soal surat edaran tersebut yang merupakan pelanggaran hukum. Dengan begitu, untuk sementara ini, pihaknya akan memeriksa para saksi lebih intensif. ”Baik itu yang menandatangani surat pemberitahuan itu maupun saksi-saksi yang tertembak,” ungkapnya.

Seperti diberitakan, terjadi serangan terhadap jamaah yang hendak melaksanakan salat Idul Fitri pada Jumat (17/7). Penyerangan membuat jamaah salat Id bubar. Aparat keamanan turun tangan dengan membubarkan penyerang melalui tembakan peringatan. Sayang, aksi pencegahan itu justru menimbulkan jatuh korban.

JAYAPURA – Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyebut kemungkinan adanya aktor intelektual di belakang kerusuhan di Karubaga, Kabupaten Tolikara,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close