Kapolri Tegaskan Bentrok di Maluku tak Terkait Tolikara
jpnn.com - JAKARTA - Belum usai kasus di Tolikara, Papua, bentrok antar-warga malah terjadi di Desa Mamala dan Morela, Kecamatan Leihitu, Maluku Tengah, Maluku.
Akibat peristiwa ini, seorang anggota Brimob Polda Maluku Bripda Faisal Hakim Lestaluhu gugur saat bertugas. Namun Kapolri Jenderal Badrodin Haiti memastikan, tidak ada kaitan peristiwa di Maluku dengan dengan insiden di Papua.
"Terkait di Maluku tidak ada kaitannya dengan di Tolikara," tegas Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Senin (20/7) di Mabes Polri.
Haiti mengatakan, bentrok antar-warga Desa Mamala dan Morela itu terjadi Minggu (20/7). Konflik berawal saat ada seorang warga Mamala ditemukan meninggal dunia karena diduga ditembak. Polisi pun berhasil mencari dan kemudian menangkap pelakunya.
Saat tersangka mau dibawa, kata Haiti, terjadilah penghadangan oleh masyarakat sehingga bentrok tak terhindarkan. "Ada polisi yang kena tembak dan kena bom juga. Sehingga ada satu anggota Brimob yang meninggal dunia," katanya.
Dia menegaskan, sudah memerintahkan jajarannya untuk melakukan penegakan hukum. "Siapapun pelakunya ditindak," kata jenderal bintang empat ini.
Seperti diberitakan, peristiwa ini berawal saat warga menemukan jasad Arsad Malawat di perbatasan Desa Mamala dan Morela. Ini memicu konsentrasi massa di kedua desa dan berujung bentrokan. Setelah bentrokan, Kapolres Pulau Ambon dan Pulau Lease AKBP Komaruz Zaman, bersama jajaran mendatangi Desa Morela.
Namun rombongan Kapolres diserang sekelompok orang dan melempari bom. Akibatnya, Bripda Faisal gugur. Kapolres juga luka kena serpihan. Seorang anggota Brimob, Briptu Fitri Herodus luka robek di bagian leher kanan. (boy/jpnn)