Kapten Sandy Dikenal Cerdas, Lettu Pandu Baru Dua Bulan Menikah
Duka mendalam juga terlihat di rumah Peltu Yahya Komari di Perumahan Pondok Wisata, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Para pelayat berdatangan silih berganti. Mereka berusaha menenangkan Yayuk, istri Yahya, yang shock begitu mendengar kabar jatuhnya pesawat yang ditumpangi suaminya.
’’Mohon doanya. Semoga diberi jalan yang terbaik,’’ ujar Yayuk yang terus menangis.
Yahya merupakan seorang di antara 12 awak pesawat Hercules yang berangkat dari Pangkalan TNI-AU Abdul Rachman Saleh sejak Senin (29/6). Sehari-hari dia bertugas sebagai load master II bagian juru mesin. Yahya menjadi anggota TNI-AU sejak 1985. Dia telah mengabdi selama hampir 30 tahun. Kini usianya 53 tahun, menjelang masa pensiun.
Saat Yahya mengikuti penerbangan rutin itu, pesawat dipiloti Kapten (Pnb) Sandy Permana. Sandy adalah alumnus Akademi Angkatan Udara 2005. Dia merupakan siswa terbaik di angkatannya. Hingga kecelakaan itu terjadi, jam terbang Sandy sebagai pilot sudah mencapai 2.000 jam.
Sandy adalah pria kelahiran Desa Sekar Biru, Kecamatan Jebus, Kabupaten Bangka Barat (Babar), Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Menurut Ekaripa Annas, kawan Sandy saat duduk di SMP I Jebus, Sandy dikenal cerdas dan selalu ranking pertama di sekolah.
’’Sandy orangnya tidak neko-neko dan sederhana karena didikan orang tuanya yang guru PNS,’’ ungkapnya.
Annas memang sudah lama tidak berkomunikasi dengan sahabat karibnya tersebut. ’’Saya terakhir kontak-kontakan dengan dia awal 2015. Saat itu, orang tuanya meninggal dan saya menyampaikan belasungkawa via SMS,’’ tutur pria 32 tahun tersebut.
Sandy adalah penerbang Skuadron Udara 32 Lanud Abdul Rachman Saleh. Dia lulus dari berbagai tahap sebagai kapten pilot setahun lalu. Yakni, kualifikasi bagi penerbang pesawat transportasi militer yang dinyatakan mampu melaksanakan tugas penerbangan secara profesional dengan berbagai kendala yang dihadapi.