Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Karir Tulus di Musik, Dulu Ditolak, Kini Menolak

Minggu, 21 September 2014 – 16:47 WIB
Karir Tulus di Musik, Dulu Ditolak, Kini Menolak - JPNN.COM
Muhammad Tulus atau yang akrab disapa Tulus. Foto: Fedrik Tarigan/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - Sebagai penyanyi, nama Muhammad Tulus atau yang akrab disapa Tulus, 27, kini banyak dibicarakan. Lagu-lagunya dihafal banyak orang. Penampilannya pun selalu ditunggu penonton. Nama Tulus kian melambung.

Tulus tidak menyerah mengejar mimpinya untuk menjadi seorang musisi meski tidak terlahir dari keluarga musisi. Tulus lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 20 Agustus 1987. Keinginan bermusiknya semakin kuat ketika masa kuliah. Tulus merupakan alumnus Jurusan Teknik Arsitektur Unpar Bandung. Dia meraih gelar sarjana pada 2009.

Semasa menjadi mahasiswa, Tulus bergabung dengan klub jazz dan sering manggung bersama band-nya. Setelah mengantongi ijasah S-1, Tulus semakin ingin bergegas mengejar mimpinya. Hal itu terlihat oleh kakak tertuanya, Riri Muktamar Rusydi. Riri tergerak untuk mendanai rekaman adiknya.

Tulus yang merupakan bungsu di antara tiga bersaudara menyatakan sangat senang ketika dibantu kakaknya. ’’Karena saya yakin (berkarir di musik). Akhirnya kakak bilang, ya sudah kamu rekaman. Kita akalin gimana cari duitnya,’’ cerita Tulus. Dia bilang, kakaknya sangat berjasa dalam karirnya. Jika tidak dibantu Riri, Tulus tidak akan ke mana-mana. ’’Kakak saya berani ambil risiko. Berkat bantuannya, akhirnya saya rekaman,’’ lanjutnya saat ditemui di Prestige Club and Cafe, Kemang Utara, Selasa (16/9).

Akhir 2011 Tulus merilis sebuah album selftitled. Riri menjadi produser eksekutif. Album tersebut dibuat perusahan rekaman dia sendiri, Tulus Record. Distribusinya dibantu Demajors. Lagu-lagu Tulus di album perdananya tersebut sukses memikat penikmat musik melalui radio.

Meski baru memiliki satu album, Tulus berani mengadakan konser tunggal pada 28 September 2011. Konser berjudul An Introduction: Tulus itu dihelat di Auditorium Centre Culturel Francais atau sekarang dikenal dengan Gedung IFI, Bandung. Harga tiketnya pun sangat murah, sekitar Rp 25 ribu per orang. Namun, kualitas penampilan yang disuguhkan pelantun Sepatu itu membuat para penonton merasa istimewa.

Satu hal yang selalu dipegang sebagai idealisme Tulus adalah berkarya dengan hati. Hal itu pula yang membuatnya masih enggan bergabung dengan label besar. Tulus mengungkapkan, dirinya dulu sudah berusaha menawarkan musiknya kepada label-label besar. Sayang, aliran musiknya yang antimainstream membuat Tulus berkali-kali ditolak. Musiknya dianggap tidak ngetren kala itu.

Kini berganti dia yang menolak label-label tersebut. Apalagi para label itu mengajukan syarat. Yakni, mereka mau menerima asal mengikuti tren pasar saat ini. ’’Saya manusia biasa. Kita hidup di zaman di mana semua orang punya sifat dasar yang sama. Saat ditawarkan sesuatu kesenangan, pasti kita melirik, kan,’’ ucapnya.

Sebagai penyanyi, nama Muhammad Tulus atau yang akrab disapa Tulus, 27, kini banyak dibicarakan. Lagu-lagunya dihafal banyak orang. Penampilannya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close