Karolin Unggul Telak Dalam Debat Cagub Kalbar
Jawaban Sutarmidji tersebut ditanggapi Karolin dengan mangatakan, “Bapak keliling Kalbar 9 hari, saya sudah 9 tahun. Ini PLBN sudah tiga diselesaikan, jika bicara jalan negara sudah diperbaiki dengan baik seperti Tayan-Sosok, Trans Kalimantan, Kembatan Pak Kasih dan koordinasi dengan pusat sudah on the track maka tinggal lanjutkan.”
Tak sampai disitu, Karolin melanjutkan jawabannya yang membuat Sutarmidji terdiam, “Tadi bapak mengatakan membangun dengan menggunakan dana dari APBD dan itu bukan kewenangan bapak, berarti bapak tidak taat pada hukum.”
Setelah itu, giliran Sutarmidji diwakili Ria Norsan mengajukan pertanyaan menggelitik ke pasangan Milton-Boyman terkait pemekaran Provinsi Kapuas Raya yang sudah berjalan 10 tahun dan dianggapnya gagal.
Milton menjawab pemekaran Provinsi Kapuas Raya tidak gagal hanya tertunda, karena sudah ada undang-undangnya dan ada amanat presiden tahun 2006. “Kini tergatung kemampuan politik dari kita mau atau tidak untuk mensejahterakan rakyat,” ujar Milton.
Giliran paslon Milton-Boyman mengajukan pertanyaan ke paslon Karolin-Gidot terkait terpilih kriteria menunjuk kepala dinas tidak hanya didominasi beberapa kelompok saja bila terpilih sebagai gubernur.
"Apa yang ada di kantor Gubernur miniatur masyarakat Kalbar, faktanya untuk pimpinan SKPD semua golongan dan suku sesuai kapabilitas dan kualitas. Terkait pengangkatan ASN sudah tidak bisa lagi sembarangan sudah ada aturannya yang disebut dengan lelang jabatan,” ujar Karolin.
Entah, menangkap atau tidak pernyataan Karolin bahwa sudah ada aturan yang berlaku yakni lelang jabatan, tanggapan yang diberikan Boyman justru berbeda dan tidak nyambung.
“Paslon nomor 1 sedikitpun tidak pernah berpikir negatif thingking terhadap siapa pun, semua yang ada masih berstatus paslon dan bukan Gubernur,” ujar Boyman berapi-api yang mendapat sorakan dari pendukung Karolin-Gidot dan Paslon Sutarmidji-Noorsan.