Karolin Unggul Telak Dalam Debat Cagub Kalbar
jpnn.com, PONTIANAK - Karolin Margret Natasa menjadi bintang dalam Debat Publik Antar Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Kalimantan Barat 2018 di Ballroom Hotel Kapuas Palace, Sabtu malam (7/4). Debat tersebut mengangkat tema “Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik.”
Acara debat yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Kalimantan Barat dan disiarkan langsung Ruai TV, menjadi saksi pasangan Karolin-Gidot mampu menjawab pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan baik oleh moderator maupun dua pasangan calon (paslon) lainnya.
Pada sesi pertama dan kedua moderator mengajukan pertanyaan terkait tingginya angka kematian bayi, ibu melahirkan dan stunting di Kalimantan Barat tertinggi secara nasional. Pertanyaan ini dengan lugas dijawab oleh Karolin yang tercatat sebagai dokter dan mantan anggota Komisi IX DPR membidangi Kesehatan selama dua dua periode.
“Kabupaten Landak tercatat sebagai kabupaten pertama di Kalimantan Barat yang membuat program rumah singgah khusus ibu-ibu yang akan melahirkan. Di rumah singgah ini ibu-ibu yang akan melahirkan disediakan tenaga medis untuk memantau sehingga risiko kematian bayi dan ibunya dapat dihindari,” ujar Karolin.
Selain rumah singgah, juga dibangun kampung-kampung KB yang bekerja sama dengan BKKBN yang bersinergi dengan kepala desa, perangkat desa dan masyarakat dalam membuat program pencegahan stunting.
“Hal itu perlu dilakukan karena stunting tidak terkait dengan kemiskinan, tetapi ketidaktahuan ibu terhadap sumber-sumber gizi sehingga menyebabkan kekurangan gizi yang menyebabkan stunting,” papar Karolin.
Pada sesi lima yakni paslon mengajukan pertanyaan kepada paslon lain. Inilah suasana mulai memanas. Diawali dengan Paslon Karolin – Gidot yang melontarkan dua pertanyaan ke paslon Sutarmidji-Noorsan. Pertama mengapa Paslon Sutarmidji-Noorsan hanya pada fokus pembangunan infrstruktur di perbatasan, bagaimana dengan wilayah di luar perbatasan yang infrastrukturnya masih tertinggal. Kedua, tanggung jawab infrastruktur perbatasan yang menjadi kewenangan pusat.
“Saya wali kota Pontianak, namun jalan Yos Sudarso itu jalan negara tapi kita perbaiki dengan menggunakan dana APBD, termasuk beberapa ruas jalan provinsi itu kita bangun murni menggunakan APBD kota Pontianak. Saya 9 hari keliling Kalbar, kita memprihatinkan jalan dan itu akan dibenahi,” papar Sutarmidji penuh semangat.