Karya Inovatif Pelajar Cendekia Harapan di Acara Indonesia Science Day 2019
BACA JUGA: Gebyar Hardiknas di Sulut Bikin Sekjen Kemendikbud Terpukau
Tak hanya transportasi laut, mereka juga merintis sebuah trasnportasi di darat yang mampu mendeteksi keberadaan benda-benda di sekitarnya secara otomatis untuk mengatasi banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalan raya. Selain itu, berbagai save saving product design juga terlihat menghiasi meja pameran di stand Cendekia Harapan.
Produk-produk ini tidak hanya berfungsi sebagai dekorasi ataupun aksesoris, melainkan juga memiliki fungsi-fungsi unik seperti pengontrol kebisingan dan pendeteksi aura dalam bentuk anting-anting.
"Kami mengajak anak-anak untuk menyadari masalah di sekiling dan berbagi apapun yang dimiliki untuk mengatasi permasalahan tersebut. Walaupun emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunya kuberikan padamu. itu prinsip kami," tutur Lidia.
Dikatakan Lidia, teknologi tidak harus fancy, tetapi sejatinya harus mampu mengatasi permasalahan yang ada di sekelilingnya, tambahnya. Untuk itu, diharapkan lebih banyak sekolah mengusung metode seperti sekolah Cendekia Harapan yang memampukan anak-anak setiap semesternya menghasilkan produk dan tulisan untuk mengatasi masalah bangsa.
Sistem pendidikan yang diterapkan di CH Bali adalah sistem pendidikan yang non-traditional di mana masing masing anak dibebaskan memgembangkan karya dan inovasi dan disupervisi untuk menghasilkan produk dan mendorong anak-anak menjadi “maker” bukan consumer.
"Sekolah kami memiliki beraneka tanaman. Daun dan bunga yang seharusnya menjadi sampah, diolah menjadi pengharum ruangan dan penolak nyamuk. Ekstrat dari bunga tersebut juga digunakan sebagai pewangi pembuat sabun," ucap Lidia.
Dipaparkan Lidia, tidak hanya bagian dari tanaman yang sudah berguguran, daun liligundi pun tak luput dari tangan-tangan mungil ini dan diubah menjadi esensial oil dalam obat nyamuk elektrik.