Kasus TrioMacan2000 Jadi Pelajaran Berharga Netizen
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Komunikasi dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi mengatakan penangkapan Edi Saputra, yang diduga sebagai salah satu admin akun anonim @TrioMacan2000 yang kini sudah berganti nama menjadi akun @TM2000Back menjadi pelajaran berharga para netizen. Menurutnya, mereka yang aktif di dunia virtual jangan asal mengumbar tudingan apalagi sampai motifnya untuk kejahatan.
"Kabarnya Edi yang menjadi admin twitter TrioMacan2000 tertangkap "tangan" saat menerima uang 50 juta rupiah dari utusan petinggi PT Telkom yang diperasnya lewat sejumlah kicauan di media sosial ini," kata Ari Junaedi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (29/10).
Seperti diketahui, kicauan akun @TrioMacan kerap mengundang kontroversi. Misalnya kala Pilpres kemarin @TrioMacan2000, berkicau tentang latar belakang orang tua Presiden Jokowi yang ditudingnya terlibat partai terlarang di Indonesia. Tak hanya itu, @TrioMacan2000 juga sempat menuding mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Lewat kicuannya @TrioMacan2000 menuding Dahlan terlibat sebuah kasus korupsi.
Bahkan, tiga pengacara @TrioMacan2000, sempat menemui Dipo Alam, kala masih jadi Sekretaris Kabinet di era SBY-Boediono. Tiga pengacara akun @TrioMacan2000 itu, yaitu Irwandi Lubis, Edi Saputra, Wiliam Zai, dan Ibnu Bakhul, menghadap Dipo untuk melaporkan Dahlan.
Menurut Ari, dengan dibekuknya Edi, tudingan yang diarahkan oleh akun @TrioMacan2000 ke beberapa orang tokoh publik membuktikan lebih banyak sebaran 'fitnah', ketimbang paparan investigasi. Bahkan, ini cara baru atau modus anyar memeras seseorang seperti yang terjadi dalam kasus Edi yang diduga salah seorang admin akun @TrioMacan2000.
"Saya mengapresiasi langkah polisi yang berhasil menangkap salah satu admin TrioMacan2000 karena dugaan pemerasan," pungkas Ari. (awa/jpnn)