Kata Ekonom, Indonesia Bisa jadi Neraka Dunia jika Rakyat Terus Dimanja
Febby menambahkan, pemerintah juga tidak perlu terburu-buru merevisi harga BBM karena harga minyak saat ini volatile dan tidak mencerminkan keekonomian yang wajar.
Penyebabnya adalah permintaan turun drastis dalam waktu singkat tapi tidak diikuti dengan penurunan pasokan.
Terjadi kondisi oversupply sehingga mengakibatkan lonjakan permintaan storage dan mengakibatkan inventory meningkat.
“Tidak banyak yang bisa dilakukan Pertamina karena tidak bisa menciptakan permintaan dalam jangka pendek. Yang bisa dilakukan adalah pengelolaan inventory, mengendalikan produksi minyak mentah dan produksi kilang,” ucap Febby.
Sebelumnya, pengusaha Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Suryo Bambang Sulistyo juga mengingatkan, subsidi kepada BBM hanya membuat warga Indonesia menjadi boros dan manja.
Menurut dia, masyarakat selalu punya keinginan untuk berpergian dengan menggunakan kendaraan pribadi karena harga bensin yang murah.
Kementerian Keuangan mencatat pada 2011 subsidi BBM mencapai Rp165,2 triliun.
Kemudian pada 2012 meningkat tajam menjadi Rp211,9 triliun. Pada 2013 terjadi sedikit penurunan subsidi menjadi Rp 210 triliun.