Kaus Asli Jerman dengan Harga Miring
Kamis, 08 Juli 2010 – 13:15 WIB
SELAMA berjalan-jalan di areal kumuhnya Johannesburg, tak sekalipun saya bertemu dengan warga lokal kulit putih. Kondisinya hampir tak jauh berbeda dengan kawasan kumuh yang ada di Jakarta atau Surabaya. Ada penjual yang menggelar dagangannya di emperan trotoar, ada juga beberapa pengamen yang memainkan gitarnya. Ada pula deretan pengemis yang berharap minta sedakah dari setiap orang yang lalu-lalang.
Kondisi lalu-lintasnya pun semrawut. Mobil tampak berhenti seenaknya. Jawa Pos melihat ada beberapa polisi. Tapi mereka terlihat hanya duduk-duduk di pinggir jalan, lebih memilih ngobrol dengan temannya sesama polisi, ketimbang mengatur lalu-lintas yang semrawut itu.