Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kaus Merah Tantang Tentara dan PM Abhisit

Rabu, 19 Mei 2010 – 09:41 WIB
Kaus Merah Tantang Tentara dan PM Abhisit - JPNN.COM
POSISI - Tentara Thailand bersama sebuah kendaraan militer tampak mengambil posisi di tengah aksi massa yang terus berlangsung, di salah sebuah distrik bisnis di Bangkok, Rabu (19/5). Foto: Xinhua/Reuters Photo.
BANGKOK - Pembangkangan dan kebulatan tekad berpadu dengan keputusasaan, kekecewaan, dan  perasaan frustrasi. Semuanya tampak sekaligus di wajah Dr Weang Tojirakarn, Selasa (18/5) kemarin. Pria yang berprofesi sebagai dokter medis itu selama dua bulan terakhir termasuk salah seorang pemimpin massa Kaus Merah.

Bersama dengan sekelompok individu yang punya pemikiran sama, mereka gigih berdemonstrasi untuk menuntut mundurnya pemerintahan Perdana Menteri (PM) Abhisit Vejjajiva. Sebelumnya, mereka pantang menyerah meski, sejak unjuk rasa Kaus Merah pada 12 Maret lalu, 65 rekan mereka tewas dan ratusan lain luka dalam bentrok dengan tentara dan pasukan keamanan pemerintah (korban tewas sebenarnya berjumlah 67 orang; dua korban tewas lain adalah tentara Thailand dan kamerawan Reuters, Red).

Dari jumlah itu, 36 di antaranya tewas dalam bentrok dengan tentara Thailand sejak 13 Mei lalu. Salah seorang korban tewas adalah Mayjen Khattiya Sawasdipol alias Seh Daeng. Tentara pembangkang yang belakangan memimpin massa Kaus Merah itu tewas Senin (17/5) lalu, setelah ditembak di bagian kepala oleh penembak jitu (sniper) pada 13 Mei lalu. Putrinya, Khattiyaa, bertekad untuk melanjutkan perjuangan sang ayah bersama massa Kaus Merah lainnya.

Diwawancarai di tempat perlindungan atau kemah Kaus Merah di Ratchadumri Road sore kemarin, Dr Weang mengawalinya dengan menunjukkan gambar-gambar dari surat kabar yang memperlihatkan sejumlah koleganya terluka akibat tembakan senjata. "Hanya ada dua hukum yang harus dipilih, yakni perang atau damai. Pilihannya tentu terserah pada pemerintah," katanya.

BANGKOK - Pembangkangan dan kebulatan tekad berpadu dengan keputusasaan, kekecewaan, dan  perasaan frustrasi. Semuanya tampak sekaligus di wajah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close