KD Menghitung Gaji
Oleh: Dhimam Abror DjuraidPara selebritas Indonesia yang rata-rata masih mengandalkan penghasilan dari panggung, tentu penghasilannya jauh di bawah anggota DPR.
Karena itu wajar kalau banyak selebritas yang hijrah ke politik. Wajar juga kalau panggung politik kemudian menjadi semacam lompatan karier bagi para selebritas.
Keterkenalan para selebritas itu menggoda partai politik yang kemudian tertarik merekrut mereka menjadi vote getter, pengumpul suara.
KD berangkat dari PDIP dari dapil Malang, Jawa Timur. Ia dengan mudah melenggang ke Senayan, karena Malang adalah daerah kelahiran KD, dan PDIP mempunyai pendukung yang fanatik di wilayah itu.
PDIP bukan satu-satunya partai yang menjadikan selebritas sebagai pemanis dan penarik suara. Hampir semua partai memakai selebritas untuk menarik massa.
Dahulu Partai Amanat Nasional (PAN) dikenal sebagai yang paling banyak menarik artis untuk menjadi caleg. Saking banyaknya, sampai PAN dipelesetkan menjadi ‘’Partai Artis Nasional’’.
Langkah PAN ini sekarang ditiru banyak partai lain. Para artis itu pun menjadi rebutan, dan banyak yang pasang tarif untuk gabung ke satu parpol. Para artis itu banyak yang menjadi kutu loncat dan berpindah ke partai yang berani membayar paling tinggi.
Nama besar dan keterkenalan saja tidak cukup bagi seorang selebritas. Banyak yang punya nama besar, tetapi tidak berhasil.