Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Ke Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia-Malaysia (2)

Buka Warung di Malaysia, Kulakan Barang di Indonesia

Kamis, 16 September 2010 – 08:08 WIB
Ke Pulau Sebatik Pasca Ketegangan Indonesia-Malaysia (2) - JPNN.COM
Penduduk berdarah Indonesia yang menempati Kampung Sungai Melayu Malaysia, terpaksa harus mengibarkan bendera Malaysia. Foto : Thomas Kukuh/Jawa Pos

Misalnya, untuk sewa tanah di kampung itu, Malaysia mengenakan harga yang sangat murah. Warga hanya diminta membayar RM 100 atau sekitar Rp 280 ribu untuk ukuran tanah 9 x 17 meter. Biaya tersebut hanya dibayar sekali. Setelah itu, penyewa tidak ditarik biaya lagi, baik bulanan maupun tahunan. "Namun, bila sewaktu-waktu diminta pindah, ya harus mau," tutur Husman bin Jamal, warga lain.

Lantaran harga yang murah itu, banyak warga Indonesia di Pulau Sebatik yang lebih senang menyewa tanah di kampung sebelah, yang notabene sudah masuk wilayah Malaysia. "Harga tanah Sebatik dengan ukuran yang sama di Sungai Melayu bisa Rp 10 juta lebih. Bagaimana kami bisa membeli" Lebih baik kami menyewa di sini, yang harganya sangat murah," lanjut Husman.

Mereka menuturkan sangat terbantu oleh kebijakan pemerintah Malaysia itu. Sebab, dengan harga sewa lahan yang murah, warga sudah bisa mendirikan tempat tinggal. Bentuk rumah penduduk Kampung Sungai Melayu tidak jauh berberda dengan tempat tinggal masyarakat Sebatik. Yakni, rumah panggung yang menyerupai rumah khas Bugis. Rumah-rumah itu berada di pinggir laut. "Kami memang keturunan Bugis," papar Husman.

Memang sebagian di antara sejumlah perkampungan Malaysia di Pulau Sebatik dihuni orang-orang Indonesia. Selain Kampung Sungai Melayu, ada Kampung Begusong yang terletak di sebelah utara. Menurut Husman, hidup warga di kampung sebelah utara tidak berbeda jauh dengan penduduk di wilayah tinggalnya.

Batas wilayah Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik, Kalimantan Timur (Kaltim), ternyata hanya ditandai dengan patok-patok semen. Pulau kecil itu terbagi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News